SMPIT AL-HIKMAH

Membangun Literasi Melalui Peran dalam Membentuk Masyarakat

Cirebon - Di era digital saat ini, peran penulis sangat penting dalam membangun literasi dan kesadaran masyarakat. Dengan karya-karyanya, mereka mampu mempengaruhi pola pikir pembaca, baik melalui buku, artikel, maupun media digital. Namun, dalam prosesnya, para penulis menghadapi berbagai tantangan, mulai dari perubahan minat baca, writer’s block. Tidak sedikit orang yang memiliki minat untuk menjadi penulis.

Bagi Rina Sulistyoningsih (40), menulis adalah cara untuk mengekspresikan diri dan berbagi pengalaman dengan pembaca. “Menulis bagi saya adalah ekspresi diri. Kadang saya bersemangat, kadang ragu. Saya ingin tulisanku hidup dan menyentuh pembaca. Menulis juga membantuku merenung dan melepaskan beban pikiran.” Namun proses dalam menulis tidak terjadi begitu saja, seorang penulis sering dipengaruhi oleh sosok yang menginspirasi gaya penulisan dan cara bercerita nya.

Penulis memiliki tokoh yang menginspirasi dalam perjalanan menulisnya. Begitu pula dengan Rina, yang mengaku bahwa beberapa penulis terkenal menjadi inspirasinya untuk menulis, seperti Tere Liye dan Asma Nadia sangat berpengaruh dalam cara menulisnya. “Saya banyak belajar dari mereka, terutama dalam membangun karakter dan cara menyampaikan emosi yang lebih dalam” tuturnya. Namun, menemukan gaya menulisnya sendiri tentu tidak mudah, ada banyak proses sampai menemukan gaya menulisnya sendiri.

Selain menemukan gaya penulisan, lingkungan juga mempengaruhi faktor penting dalam menulis. Begitu juga menurut Rina tempat yang nyaman bisa mempengaruhi konsentrasi dan lebih mudah mendapatkan ide ide untuk menulis. “Saya biasanya menulis di kafe atau di kamar. Saya lebih suka menulis di tempat yang sunyi dan tenang, karena di tempat yang sunyi bisa meningkatkan konsentrasi yang lebih.” katanya. Namun, lebih dari sekedar tempat dan kebiasaan, keputusan untuk menjadi seorang penulis juga merupakan perjalanan yang penuh makna bagi dirinya.

Keputusan untuk menjadi penulis tentu bukan hal yang mudah, ada banyak pertimbangan dan dorongan yang kuat sehingga membuat Rina mau menekuni dunia kepenulisan. “Saya memilih untuk menjadi penulis karena, saya ingin mencurahkan semua perasaan saya kepada para pembaca. Selain itu juga saya ingin menginspirasi orang lain lewat karya yang saya buat”. Tentu saja, mencapai titik ini, ada banyak tantangan yang harus dilewati, dari mulai menemukan penerbit, hingga menarik pembaca yang tertarik dengan karya tulisnya.

Perjalanan menjadi penulis bukan hal yang mudah. banyak proses yang harus dilewati. “Saya melewati banyak tantangan, mulai dari naskah tertolak di penerbit, tetapi saya terus belajar dan memperbaiki tulisan-tulisan saya. Dengan konsisten dan kerja keras, akhirnya saya bisa mencapai di titik ini.” Tutur Rina.

Perjalanan penulisannya dimulai sejak remaja, ia mencoba untuk menyalurkan ide dan perasaannya lewat karya sastra yang ia tulis. Namun, butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan gaya yang sesuai dengan dirinya. Setelah banyak mencoba berbagai cara dalam menulis, akhirnya ia menemukan gaya menulisnya sendiri pada tahun 2014.

Meski sudah menemukan gayanya sendiri, tetapi ia tetap terus belajar tentang penulisan dan tetap berusaha untuk berkembang. Ia berharap agar karyanya bisa menginspirasi orang lain. Oleh karena itu, setiap orang mampu menulis dengan ciri penulisannya yang khas dan dapat menuangkannya menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh dalam buku/novel yang didapatkan pada proses literasi. (sasya)

Berita Terkait

Puisi Modern: Terminal Waktu

Sastra Modern: Mata Tua

Fiksi Sejarah: Bulan Merah di Kota Baghdad

Terpopuler di

Catatan Cak AT: Adolescence, Mengaduk Mimpi Buruk Orang Tua

Gubernur Keluarkan Aturan Baru Berwisata di Bali

Agung Surahman Dijemput Langsung Presiden Prabowo di Bandara Fatmawati

Jangan Anggap Enteng, Naik Motor Sambil Membawa Banyak Barang Pahami Ini Agar Selamat

Snow White Jadi Film dengan Rating Terburuk Sepanjang Masa

Hujan Deras Disertai Petir Melanda Depok, Suasana Siang Hari Seperti Pagi Hari