Hari Puisi di Indonesia Ada Dua (28 April 26 Juli)

Literasi  
Peringatan Hari Puisi Nasional, 28 April. (FOTO : kemdikbud.go.id)

KAKI BUKIT – Setiap tahun kita di Indonesia memperingati dua Hari Puisi, yaitu Hari Puisi Nasional dan Hari Puisi Indonesia. Jika ditambah Hari Puisi Dunia maka ada tiga perayaan.

Hari Puisi Nasional (HPN, bukan Hari Pers Nasional) diperingati setiap tanggal 28 Maret dan Hari Puisi Indonesia (HPI) diperingati setiap tanggal 26 Juli. Untuk Hari Puisi Dunia (HPD) Unesco menetapkan tanggal 21 Maret. Namun lebih banyak tidak ada perayaannya, kalau pun ada hanya dirayakan oleh komunitas tertentu.

Sebelum membahas mengapa ada dua peringatan Hari Puisi di Indonesia setiap tahunnya? Akan dibahas terlebih dahulu Hari Puisi Dunia yang peringatannya setiap tanggal 21 Maret. Ternyata tanggal peringatan yang ditetapkan badan dunia Unesco tersebut tidak sama dengan tanggal yang ditetapkan kebanyakan negara-negara Eropa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Banyak negara di benua biru tersebut menetapkan Hari Puisi Dunia jatuh pada tanggal 15 Oktober. Tanggal tersebut dipilih berdasarkan tanggal lahir Publius Vergilius Maro atau yang biasa dikenal dengan Virgil, penulis puisi terbesar sastra Latin pada masa Romawi kuno yang lahir pada tanggal 15 Oktober 70 SM di Andes, dekat Mantua Italia.

Di Indonesia selain Hari Puisi yang ada dua tanggal peringatan, juga ada Hari Sastra Indonesia (HSI). Hari Sastra Indonesia dicetuskan oleh Taufiq Ismail dkk di Bukittinggi pada 24 Maret 2013. Hari Sastra Indonesia diperingati setiap 3 Juli. Tanggal ini adalah tangga kelahiran sastrawan Indonesia Abdoel Moeis yang lahir tanggal 3 Juli 1883.

Hebat dong puisi, sampai tanggal peringatannya di Indonesia dua kali. Lantas apa itu puisi yang diperingati setiap tahun tersebut? Ada banyak pengertian atau definisi yang menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang menyatakan, puisi adalah ungkapan perasaan dari penulis/penyair yang disampaikan dengan bahasa puitis.

Bahasa puitis itu tersusun atas kumpulan diksi dan irama yang membangun kekuatan puisi. Menurut Washadi dalam penelitiannya berjudul “Problematika Hari Puisi di Indonesia” (2021), diksi dan irama yang baik akan melahirkan puisi yang baik. Puisi yang baik mampu menyampaikan bahasa hati penulis/penyairnya dengan estetika dan kedalaman makna yang dapat dinikmati oleh khalayak pembacanya.

Puisi adalah bagian dari karya sastra, menurut Sumardjo & Saini (1997), karya sastra terbagi menjadi 2 yaitu Karya Sastra Non-Imaginatif dan Karya Sastra Imaginatif. Karya Sastra Non-imajinatif adalah: 1) Esai, 2) Ktitik, 3) Biografi, 4) Otobiografi, 5) Sejarah, 6). Memor, 7) Catatan harian, 8) Surat-surat”. Karya Sastra Imajinatif dibagi menjadi : 1) Puisi (epik, lirik, dramatik). 2) Prosa prosa dibagi menjadi dua yaitu fiksi (novel, cerita pendek dan novelet) dan drama (drama prosa dan drama puisi).

Ada banyak pengertian dan definisi puisi bertebaran di khazanah teori sastra. Ada yang menyebut puisi adalah satu diantara cabang sastra yang mengunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.

Atau puisi adalah bentuk dari karya sastra, dalam penulisannya diperlukan ide-ide kreatif yang dapat membangkitkan ilusi, imjinasi bagi pembaca atau pendengar. Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam “Pengkajian Puisi” (1987), puisi adalah ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari aktivitas jiwa yang memusatkan kesan-kesan (kondisi). Kesan-kesan dapat diperoleh melalui pengalaman dan lingkungan.

Jika ditilik ke akarnya, secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poeima yang artinya “membuat” atau poeisis yang artinya “pembuatan.” Dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry.

Mengutip Aminuddin dalam “Pengantar Apresiasi Karya Sastra,” (2002), puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Unsur fisik dan unsur batin lazim disebut bahasa dan isi atau tema dan struktur atau bentuk dan isi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image