Budaya

Mau Tahu Film Biopik, Ayo Nonton Film Buya Hamka (Bagian 1)

Film Buya Hamka sudah tayang di bioskop. (FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – Menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H pada 19 April 2023 hampir seluruh bioskop Indonesia serentak memutar film biopik berjudul “Buya Hamka” dengan pemeran Vino G Bastian, Laudya Cynthia Bella juga ada Desy Ratnasari, Donny Damara, Anjasmara, Fery Salim dan Reza Rahardian dengan sutradara Fajar Bustomi.

Kenapa disebut film biopik atau apa itu film biopik? Jika ingin tahu jawabannya ya dengan cara menonton film ini secara langsung. Sebagai film biopik menurut sutradaranya film ini punya durasi tayang tujuh jam, oleh sebab itu film ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama sudah beredar dan sudah bisa ditonton.

Film Buya Hamka ada juga yang menyebutnya sebagai film biografi atau sejarah tokoh yang dianggap film dengan tema yang berat atau capek menontonnya. Untuk film ini jelas berbeda, tidak seperti yang ada dalam benak mereka yang berpendapat demikian.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Film Buya Hamka adalah film biopik, sama seperti film-film biopik yang sudah pernah dibuat sineas Indonesia sejak dulu. Seperti film Toha Pahlawan Bandung Selatan (tahun 1961) film Pahlawan Gua Selarong (tentang Pangeran Diponegoro tahun 1972), film Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi, film Tjoet Nja' Dhien, film Kartini (ada dua film), film Sang Pencerah (tentang KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah), film Soegija (tentang uskup Albertus Soegijapranata).

Kemudian ada film Soekarno, film Jendral Soedirman, film Guru Bangsa: Tjokroaminoto, film Wage (tentang Wage Rudolf Supratman), film Gie (tentang Soe Hok Gie aktivis mahasiswa), juga ada film Habibie & Ainun serta film Rudy Habibie) sampai film Jokowi.

Film biopik adalah salah satu genre film yang ada di dunia film. Seiring dengan perkembangan film dari masa ke masa, menurut H Pratista dalam “Memahami Film” (2008), ada dua kelompok besar genre film. Pertama genre induk primer, antara lain drama, epik sejarah atau biopik, fantasi, fiksi-ilmiah, horror, komedi, kriminal dan gangster, musikal, petualang, perang, dan western. Kedua genre induk sekunder antara lain bencana, biografi, detektif, film noir, melodrama, olahraga, perjalanan, roman, superhero, supernatural, spionase, dan thriller.

Menurut Pratista, biopik merupakan sebuah genre yang berangkat dari pengembangan genre drama dan epik sejarah. Pada umumnya, biopik mengambil kisah berupa suka duka perjalanan hidup seorang tokoh. Kisah hidup tersebut dapat berupa kisah sang tokoh selama sebelum ia menjadi orang besar hingga menjadi orang besar, atau keterlibatan tokoh tersebut dalam sebuah peristiwa besar atau penting. Biopik dalam khasanah perfilman Indonesia juga dapat dikategorikan sebagai genre dengan istilah dokudrama yang merupakan penggabungan dari dokumenter dan drama.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA