Air Kanal Venesia Berubah Hijau, di Venesia Timur Berwarna Coklat (Bagian 1)
KAKI BUKIT – Awal pekan ini dunia mendapat kabar, perairan kanal utama Venesia di daerah dekat jembatan Rialto berubah menjadi hijau neon pada hari Ahad (28/5/2023). Departemen pemadam kebakaran Italia menyatakan, pihak berwenang kini sedang berusaha melacak penyebabnya.
Berita tersebut tersiar di Republika.co.id. Badan perlindungan lingkungan regional Venesia telah menerima sampel air yang telah berubah. Mereka sedang bekerja untuk mengidentifikasi zat yang mengubah warna air yang berada di aliran kanal tempat wisata Italia itu.
Sebelum air kanal berubah warna, Kanal Venesia juga sempat kekeringan. Pada pekan terakhir Februari sampai awal Maret 2023, air di kanal tersebut mengering atau surut sehingga berakibat operasional perahu gondola yang menjadi ikon transportasi kota Venesia tidak bisa beroperasi di antara saluran kanal. Bukan hanya Kanal Venesia, perubahan iklim juga menyusutkan Danau Como yang ikonik di Italia.
Sebelum kekeringan terjadi, kelompok ahli lingkungan sudah memperingatkan kondisi ini bakal terjadi, ketika salju Pegunungan Alpen terus berkurang setengah dari kondisi salju normal di musim dingin. Asosiasi lingkungan Italia Legambiente memperingatkan, Pegunungan Alpen Italia saat ini mengemas sekitar 53 persen lebih sedikit salju dibandingkan dengan rata-rata selama 10 tahun terakhir.
Salju Alpen adalah cadangan air terpenting Italia. Salju yang meleleh memasok air ke cekungan Sungai Po. Sungai Po merupakan sungai mengalir melalui wilayah terpadat di Italia, serta kawasan sungai yang paling produktif secara pertanian. Sungai Po, merupakan sungai terpanjang di Italia, mengalir dari Pegunungan Alpen di barat laut ke Laut Adriatik, menampung 61 persen pasokan air yang lebih sedikit dari biasanya pada tahun ini.
Sambil menanti apa hasil penelusuran Badan perlindungan lingkungan regional Venesia, saatnya mengenal Venesia khususnya Kanal Venesia yang kini airnya berubah warna tersebut.
Kanal yang menjadi daya tarik pariwisata Italia tersebut pada zaman kuno disebut Canalasso adalah sebuah terusan di kota Venesia. Kanal ini merupakan salah satu koridor lalu lintas air utama di Venesia. Transportasi umum dilayani oleh bus air dan taxi air, dan banyak wisatawan tertarik untuk menjelajahi kanal ini dengan menggunakan gondola.
Kanal ini jika dilihat dari udara berbentuk seperti S yang terbalik dan mengalir melalui distrik-distrik utama (sestieri) di Venesia. Kanal ini bermula dari laguna di dekat stasiun kereta api Venezia Santa Lucia dan berakhir di Cekungan San Marco. Kanal Venesia panjangnya 3,8 km, lebarnya 30 hingga 90 m dan rata-rata ke dalamannya sekitar lima meter.
Melayari kanal ini dengan gondola, di tepi kanal berdiri lebih dari 170 bangunan yang dibangun masa lalu. Sebagian bangunan itu besar berasal dari abad ke-13 hingga 18. Bangunannya bergaya arsitektur yang berbeda-beda. Ada bangunan gaya Bizantium, Gothik, Renaisans dan Baroque.
Bangunan-bangunan di sepanjang Kanal Venesia adalah kekayaan dan seni masa lalu pada era Republik Venesia. Para bangsawan Venesia pada masa itu menghabiskan banyak uang untuk memamerkan kekayaannya dalam bentuk palazzo. Kontes ini menunjukkan rasa bangga warga Venesia dan ikatan mereka yang erat dengan laguna Venesia.
Menolak Wisatawan
Keindahan dan keelokan Kota Venesia dengan kanalnya menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ini. Pariwisata Venesia pun berkembang pesat. Namun kedatangan wisatawan mancanegara dalam jumlah yang banyak ke sana membuat penduduk lokal tidak nyaman.
Sebuah laporan The Telegraph News edisi 19 Agustus 2016 melaporkan, ada 22 juta wisatawan datang ke Venesia stiap tahun. Kedatangan jumlah wisatawan yang banyak tersebut sempat membuat frustasi warganya.
Sekelompok warga yang merepresentasikan penduduk kota Venesia membuat poster berisi protes yang dipasang di tempat tempat umum untuk menolak turis atau wistawan datang ke Venesia.
Ada poster dalam bahasa Inggris bertuliskan, “Tourists go away! You are destroying this area.” Penolakan terhadap wisatawan terjadi karena jumlah 60.000 pengunjung asing rata rata setiap hari telah melamaui penduduk kota Venesia.
Protes muncul karena banyak di antara turis, yang umumnya backpackers tourists bertingkah laku tidak sepantasnya di sepanjang Kanal Venesia. Memamakai bikini dan pakaian minim mereka berkeliling kota, ada yang mandi di sungai seolah-olah di kolam renang.
Badan PBB Unesco telah menetapkan Venesia sebagai “natural heritage.” Pada 2015, misi pencari fakta dari Unesco berkesimpulan bahwa kapasitas kota, jumlah penduduk kota dan jumlah wisatawan sangat tidak seimbang sehingga membuat banyak kemunduran kualitas fasilitas dan lingkungan kota. Unesco ingin pertumbuhan pariwisata di Venesia harus dibatasi dan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak merusak kota dan budayanya, meskipun secara ekonomi makro mendatangkan keuntungan bagi investor dan pemerintah. (maspril aries)