News

Aceng Tukang Sol Sepatu di Seberang Pasar Kangkung

Aceng tukang sol sepatu di Pasar Kangkung. (FOTO: Mursalin Yasland)

KAKI BUKIT – Tidak ada hari libur, kecuali Jumat menggelar lapak. Selepas Subuh, Aceng (34 tahun) berjalan kaki menuju ‘tempat kerja’. Teras pertokoan dekat Pasar Kangkung, Bandar Lampung masih sepi dia sudah menunggu pelanggan.

Sekitar 2,5 kilometer dari rumahnya di Telukbetung Selatan, dekat Pasar Cimeng ke Pasar Kangkung. Ia lebih memilih mencari rezeki di Pasar Kangkung dibandingkan Pasar Cimeng. Padahal, kedua pasar tradisional tersebut ramai pengunjung.

“Rezeki tidak kemana, tinggal kita yang menjemputnya,” kata Aceng, asal Jawa Barat. Sepuluh tahun lebih dia menggelar jasa sol (perbaikan) sepatu/sandal di teras toko orang di seberang Pasar Kangkung.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah banyak pelanggan, dia juga memberi kesempatan kepada pelanggan yang mendadak untuk mereparasi sepatu/sandalnya di rumah. “Kalau perlu betul, bisa datang ke rumah, saya kerjakan sepatunya di rumah bisa ditunggu,” ujarnya.

Soal harga, dia tidak mematok. Tetapi, bila pelanggan bertanya dijawabnya dengan harga normal, tidak mahal dan tidak murah. “Ketika pelanggan menawar, langsung saya kerjakan,” kata Aceng.

Ada lebih dari tiga orang yang berprofesi sama dengan Aceng di pinggir pertokoan tersebut. Mereka tidak saling iri dan saling dengki dengan sesama tukang sol sepatu/sandal.

Pekerjaan sol sepatu/sandal adalah pekerjaan tangan (hand made). Kualitas hasil diperlukan. Menurut Aceng, modalnya hanya kepercayaan dan memuaskan pelanggan.

“Kalau pelanggan sudah puas hasilnya, nanti dia balik lagi, dan tidak soal uang lagi,” ujar bapak satu anak ini.

Pendapatannya? Sebelum pandemi Covid-19, Aceng memeroleh pendapatan maksimal Rp 400.000 dan normalnya Rp 200.000 sampai Rp 250.000 per hari. Pasca-Covid-19, dia hanya mengantongi uang pulang ke rumah maksimal Rp 200.000 per hari. “Kalau lagi sepi benar, hanya Rp 100.000 sehari dipotong makan dan ngopi,” tuturnya.

Kenapa Jumat libur? Aceng mengatakan, Sabtu dan Minggu pelanggan ramai, tapi hari Jumat pendek karena ada Salat Jumat. Pernah dia tetap buka, tapi dalam kondisi baju dan badan kotor harus mandi untuk salat Jumat, jadi merepotkan.

“Hari Jumat lebih baik libur di rumah saja,” ujarnya. (Mursalin Yasland – Bandar Lampung)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA