LRT Palembang Sepi Penumpang, Ridwan Kamil Minta Maaf

Bisnis  

Kereta Babaranjang mengangkut batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk. (FOTO : Instagram @bukitasamptba)

Intip saja sisi kinerja operasional, tahun 2021 total volume angkutan barang mencapai 50.261.778 ton, atau naik 11,38 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 45.125.346 ton. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan volume angkutan dari batu bara sebesar 5.773.814 ton. Volume angkutan batu bara tahun 2021, mencapai 38.358.972 ton, naik 17,72 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar 32.585.158 ton. Menyusul volume angkutan peti kemas tahun 2021, mencapai 4.102.948 ton, naik 0,47% dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.083.570 ton.

Dari semua jenis angkutan barang PT KAI, angkutan batu bara menjadi penyumbang terbesar angkutan barang dengan persentase 84 persen. Pada 2022 menurut VP Public Relations KAI Joni Martinus, angkutan barang KAI pada Semester I didominasi oleh angkutan batu bara sebesar 20,6 juta ton atau 77,2 persen dari total angkutan barang KAI, juga mengalami peningkatan volume yang paling besar dibandingkan komoditi lainnya sebesar 3 juta ton atau naik 17 persen dibanding periode sebelumnya.

Ini berarti angkutan batu bara yang dikelola PT KAI Divisi Regional (Divre) III kontribusinya cukup besar bagi pendapatan dan laba PT KAI. Semua angkutan batu bara itu ada di Sumsel, yang diangkut dari batu bara milik PT Bukit Asam (PTBA) Tbk dan perusahaan tambang swasta. Batu bara ini diangkuta PT KAI dari Kabupaten Muara Enim dan Lahat dikirim ke Tarahan (Lampung) dengan kereta Babaranjang dan ke Kertapati (Palembang).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan alasan itu, memang pantas pemerintah membangun LRT di Palembang (Sumsel) dan juga tidak alasan bagi Kementerian Perhubungan menghentikan subsidi untuk LRT Palembang karena yang merasakannya adalah warga Palembang atau Sumsel. Subsidi itu bisa disisihkan dari sedikit laba PT KAI yang cukup besar setiap tahunnya.

Setelah LRT Koridor Bandara SMB II – Jakabaring, tentu boleh kami warga Palembang atau Sumsel bermimpi kelak akan ada LRT Koridor Ampera (Masjid Agung) - Prameswara - Bukit Lama -Kapten Rivai - Veteran - Perintis Kemerdekaan - RE Martadinata - Mayor Zen. Koridor Demang Lebar Daun - Basuki Rahmat - R. Sukamto - Abdul Razak - Patal Pusri.

Jadi kan fair. Sepi atau ramai penumpang LRT, warga Sumsel berhak menikmati buah pembangunan negeri ini yang diantara sumber dana atau pendapatan negara berasal dari perut bumi Sumsel, yakni batu bara dan angkutan batu bara.

Kemudian, akhirnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil melalui laman instagramnya menyampaikan permohonan maafnya. “Permohonan maaf kepada warga Palembang. Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-studi kasus transportasi dianggap kurang berkenan,” tulisnya pada akun Instagramnya @ridwankamil, dikutip pada Senin 24 Oktober 2022.

LRT sebagai sarana transportasi massal dibangun bukan hanya untuk warga Palembang atau Sumsel tapi bagi warga daerah lainnya di Indonesia yang berkunjung ke Palembang, haruskah sesuatu yang dibangun oleh negara dari dana APBN diukur dengan untung rugi? Kini keriuhan di media massa dan media sosial tentang LRT Palembang, dan Ridwan Kamil pun berakhir Happy Ending. (maspril aries)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image