Wisata

Broken Chair di Halaman Masjid Raya Abdul Kadim

Masjid Raya Abdul Kadim dan Broken Chair. (FOTO-FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – Sebelum pandemi Covid-19 melanda bumi, Alhamdulillah berkesempatan berkunjung ke Swiss, sebuah negara yang berbatasan dengan Jerman, Prancis, Italia, Austria, dan kerajaan kecil Liechtenstein. Dalam kunjungan tersebut ada beberapa destinasi yang didatangi, salah satunya Mount Titlis tempatnya salju abadi.

Dari beberapa destinasi tersebut, ada satu destinasi yang tak sempat dikunjungi yakni salah satu markas PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) di Jenewa atau Geneva yang merupakan kota terpadat ke dua di Swiss. Niat hati ke Jenewa adalah untuk melihat sebuah monumen di Place des Nations, di seberang pintu masuk markas PBB.

Monumen itu bernama “Broken Chair” oleh wisatawan dari Indonesia ada yang menyebutnya monumen “kursi patah” atau “kursi rusak.” Monumen ini dieancang pematung Swiss Daniel Berset dengan tinggi 12 meter. Dari empat kaki kursi, salah satu kakinya bagian depan sebelah kiri patah dua. Monumen kursi patah ini berdiri sebagai simbol perlawanan terhadap penggunakan ranjau darat pada masa Perang Dunia I dan II yang memakan banyak korban jiwa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Masjid Raya Abdul Kadim dengan kubah dan menara.

Walau kecewa tak sempat berkunjung ke Place des Nations di Jenewa, pada awal November 2022 kekecewaan itu sedikit terobati. Ternyata di Indonesia, ada “kembaran” monumen Broken Chair, bak kata pepatah “tak ada rotan akar pun jadi.” “Kembaran” Broken Chair ini terletak di halaman sebuah masjid pada sebuah desa bernama Desa Epil dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Atau berjarak sekitar 97 km dari Palembang ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Di Desa Epil ada berdiri sebuah masjid nan megah dengan desain arsitektur yang indah bernama Masjid Raya Abdul Kadim. Selain itu di halaman masjid juga berdiri monumen Broken Chair yang tingginya sepertinya sama dengan yang di Swiss. Tidak ada data pasti berapa tinggi monumen Broken Chair. Petugas yang ada juga mengaku tidak tahu berapa tinggi kursi rusak di halaman masjid tersebut.

Jika di Swiss, monumen berwujud kursi dengan satu kaki yang patah tingginya 12 meter dan berat 5,5 ton, terbuat dari kayu dibuat tahun 1997. Monumen Broken Chair telah menjadi landmark kota Jenewa. Monumen ini pembangunannya terinspirasi dari sebuah perjanjian untuk melarang penggunaan ranjau anti-personil yang dikenal sebagai Perjanjian Ottawa, atau Perjanjian Pelarangan Ranjau.

Pembangunan monumen Broken Chair di Place des Nations diprakarasi organisasi non-pemerintah Handicap International dengan maksud untuk menarik perhatian para korban ranjau.

Kini jika hanya sekedar ingin melihat atau ber-swafoto di monumen Broken Chair tidak perlu jauh-jauh terbang ke Swiss cukup datang ke Muba. Sekaligus bisa beribadah di Masjid Raya Abdul Kadim. Perjalanan dari Palembang untuk menjangkaunya sangat mudah karena terletak di tepi jalan antara Palembang – Sekayu. Ada transportasi umum dari Palembang – Sekayu.

Saat masih dalam kendaraan, dari kejauhan kubah masjid sudah terlihat dengan puncak kubah berwarna kuning keemasan yang dilingkari ornamen warna hijau di bagian bawahnya.

Salah satu pintu Masjid Raya Abdul Kadim bentuknya seperti pintu Masjid Nabawi di Madinah.

Pasca mulai digunakan, Masjid Raya Abdul Kadim selain tempat ibadah juga menjadi destinasi wisata yang menarik. Masjid ini desain arsitekturnya menarik dipandang mata, megah dan indah. Di halamannya juga ada Broken Chair yang menjulang.

Kini Masjid Raya Abdul Kadim sudah bisa digunakan untuk beribadah atau menerima tamu dan wisatawan yang datang berkunjung. Dodi Reza Alex saat menjabat Bupati Muba menyatakan, masjid ini akan menjadi salah satu destinasi wisata di Muba, sebagai destinasi wisata religi.

Wisata Masjid

Saat datang Masjid Raya Abdul Kadim selain beribadah menunaikan salat adalah mencari informasi tentang masjid memiliki kubah utama mencapai tinggi 24 meter. Bagian halaman atau tempat parkir kendaraan yang ada hanya juru parkir dan ada penunjuk arah. Masuk ke dalam masjid setelah berwudhu yang terletak di lantai bawah atau basement hanya berjumpa petugas keamanan yang duduk berjaga.

Kepada petugas tersebut saat ditanya tentang berbagai hal mengenai Masjid Raya Abdul Kadim tidak diperoleh informasi lengkap tentang masjid yang berdiri di atas seluas lebih dari satu hektare tersebut. Yang didapat informasi umum seperti yang banyak beredar di internet.

Berita Terkait

Image

Ada Genosida pada Perang Rusia – Ukraina

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA