Kuliner

Ini Dua Kuliner Sumatera Terenak dan Terbaik di Dunia

Pempek dengan aneka ragam dan jenis. (FOTO-FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – Ada banyak ragam dan jenis kuliner atau makanan di seluruh Indonesia. Dari yang banyak itu, hanya beberapa saja yang dikenal di dunia dan masuk dalam daftar makanan (food) yang diakui dunia sebagai kuliner yang terenak dan terbaik di Indonesia.

Diantara yang beberapa saja itu, ada dua jenis kuliner dari Sumatera yang masuk dalam daftar kuliner dunia yang dinilai sebagai citra rasa Indonesia dan umat manusia di muka bumi.

Mau tahu dua kuliner asal Sumatera tersebut? Yaitu rendang dan pempek. Rendang dari Sumatera Barat (Sumbar) atau Ranah Minang dan pempek dari Sumatera Selatan (Sumsel) yang merupakan kuliner khas “Wong Kito” yang sudah menasional dan mendunia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kuliner rendang siap saja dalam kemasan.

Tahun 2011, Rendang menduduki peringkat pertama sebagai makanan terenak di dunia dalam World’s 50 Most Delicious Foods versi CNN International. Peringkat pertama tersebut diraih kuliner asal Ranah Minang tersebut selama delapan tahun berturut-turut sampai 2019. Selain rendang, juga nasi goreng makanan khas Indonesia pernah berada pada peringkat dua sebagai makanan terenak di dunia versi CNN International.

Tahun 2023 saatnya kuliner Pempek mendunia. Tim Taste Atlas dari website tasteatlas.com pada Maret 2023 melansir peringkat Best Seafood in The World. Ternyata kabar gembira yang datang, makanan khas Palembang yang bernama Pempek berada pada peringkat ke empat sebagai makanan atau hidangan laut terbaik di dunia di bawah Amêijoas À Bulhão Pato dari Portugal, Gambas al ajillo (Spanyol) dan Ceviche mixto (Peru).

Tasteatlas.com menggolongkan pempek sebagai hidangan dari ikan, makanan camilan dan kuliner yang digoreng. Lengkapnya tertulis, pempek adalah makanan ikan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging ikan giling dan tapioka.

Peringkat Pempek pada Best Seafood in The World. (FOTO : www.tasteatlas.com)

Juga mereka tulis tentang asal usul masakan kota Palembang yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Kisahnya, ada seorang warga Palembang tua sudah bosan dengan ikan goreng atau bakar tradisional, jadi dia memikirkan cara inovatif untuk menggiling daging, mencampurnya dengan tepung tapioka, dan menggorengnya hingga menjadi renyah dan lezat sebagai camilan.

Dia juga menjual makanannya dengan berkeliling kota atau kampung. Seiring waktu, pempek dikenal sebagai makanan ringan yang patut dipuji, dan saat ini dianggap sebagai makanan tradisional Indonesia yang lezat. Sekarang ini ada beragam jenis dan bentuk pempek.

Produksi Pempek & Jenis

Masuknya pempek dalam daftar Best Seafood in The World versi Taste Atlas mendapat respon positif dari Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa.

“Ini kabar gembira sekaligus kebanggaan bagi warga Palembang karena pempek mampu bersaing dengan kuliner khas berbahan ikan dari seluruh dunia. Pempek bisa tembus berada pada peringkat keempat sebagai makanan terbaik di dunia. Pempek kini sudah menjadi kesukaan bukan hanya warga Palembang, Sumatera Selatan dan Indonesia tapi juga manca negara,” katanya.

Sekda Ratu Dewa menjelaskan, Pempek di Palembang banyak diusahakan oleh UMKM. Produksi Pempek dalam satu hari di Palembang bisa mencapai satu ton. “Jika sedang ada even atau kegiatan nasional dan interanasional di Palembang, produksi pempek bisa mencapai 1,5 - 2 ton per hari. Pempek telah mendongkrak UMK dan juga pendapatan asli Kota Palembang,” ujarnya.

Menurut Sumarni Bayu Anita staf pengajar pada Stisipol Candradimuka dalam tesisnya berjudul “Kuliner dan Konstruksi Identitas Kelokalan Studi Kasus Tentang Pempek Bagi ‘Wong Kito’ di Kota Palembang” (UGM, 2012), menemukan bahwa secara keseluruhan, dengan melihat pempek yang diproduksi, didistribusi, dan dikonsumsi oleh Wong Kito di Palembang dapat dikatakan bahwa pempek memiliki peran ganda sebagai produk budaya dan produk pasar bagi orang Palembang.

Kemudian bahwa konstruksi identitas Wong Kito terhadap pempek sebagai ikon kuliner Kota Palembang terbangun secara spesifik melalui sejarah keberadaan Wong Kito itu sendiri dengan Kota Palembangnya, perilaku atau kebiasaan sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari terutama pada aspek kuliner, dan perkembangan timbal-balik yang saling mengikat antara Wong Kito dengan makanan kebanggaan mereka: pempek.

Berita Terkait

Image

Di Thaif: Mi Segera Ada Jual di Sini !!

Image

26 Ilir dari Kampung Kasur Lihab ke Kampung Pempek

Image

Gastrodiplomasi Indonesia Lewat Rendang

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA