Dualisme Universitas Sjakhyakirti Jangan Korbankan Mahasiswa dan Dosen
KINGDOMSRIWIJAYA, Palembang – Kisruh yang melanda perguruan tinggi swasta Universitas Sjakhyakirti (Unisti) Palembang yang dipicu dualisme kepemimpinan pada pimpinan perguruan dan Yayasan Pendidikan Sjakhyakirti masih belum usai.
Ketua Umum Yayayasan Perguruan Sjakhyakirti Bambang Hariyanto dan Rektor Unisti Agoes Thony bersama anggota pembina yayasan Endang D. Setiaty Achmad Rifai kemarin menggelar jumpa pers. Bambang menjelaskan tentang sejarah berdirinya perguruan atau PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang beralamat di Jalan Sultan M Mansyur, Palembang.
“Universitas Sjakhyakirti saat awal berdiri tahun 1953 merupakan perguruan tinggi tertua di Sumatera bagian Selatan, waktu itu belum ada Universitas Sriwijaya atau Unsri. Universitas Sjakhyakirti adalah perguruan tinggi yang ikut mendirikan Unsri tahun 1960, bahkan mahasiswanya lebur menjadi mahasiswa Unsri angkatan pertama”, kata Bambang Hariyanto.
Sebagai PTS tertua di Sumsel, Bambang menyayangkan jika lembaga pendidikan tinggi ini terhenti aktivitas hanya karena ada dualisme dalam kepemimpinan di yayasan dan di perguruan tinggi. Saat ini sebagian pembina membentuk kepengurusan yayasan yang baru dan mengangkat pimpinan perguruan atau pejabat sementara rektor yang baru.
Dualisme dan kisruh ini telah menjadi perhatian dari pimpinan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II. Lembaga ini pertengahan Desember 2024 telah mengirimkan surat kepada pimpinan pengurus perguruan dan pimpinan Universitas Sjakhyakirti untuk menyelesaikan dualisme yang terjadi.
LLDIKTI Wilayah II telah dua kali melakukan evaluasi dan monitoring kinerja akademik Unisti pada 26 November 2024 dan 12 Desember 2024 di Universitas Sjakhyakirti serta pertemuan tanggal 16 Desember 2024 di kantor LLDIKTI Wilayah II.
Hasilnya, berdasarkan evaluasi dan monitoring tersebut serta ada beberapa surat pengaduan yang dikirim ke LLDIKTI, terindikasi terdapat dualisme kepemimpinan baik yayasan maupun pimpinan perguruan tinggi.