Dua BUMN dari Sumsel Satu Tahun Raup Cuan Besar
KAKI BUKIT, Palembang – Kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir membenahi BUMN terbukti memang moncer. Ini buktinya, dua BUMN yang berpusat di Sumatera Selatan (Sumsel) mampu mencatat kinerja positif. Dua BUMN tersebut sukses meraup cuan dalam jumlah besar selama 2021 tercatat dalam laba bersih yang melambung tinggi.
Dua BUMN tersebut adalah PT Bukit Asam (PTBA) Tbk dan PT Semen Baturaja (SMBR). Bukit Asam punya kantor pusat di Tanjung Enim (berjarak 197 km dari Palembang) dan Semen Baturaja kantor pusatnya di Palembang.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengumumkan BUMN tambang batu bara tersebut berhasil membukukan laba bersih Rp7,91 triliun, naik siginifkan sebesar 231 persen dari laba bersih 2020 sebesar Rp2,39 triliun.
Untuk BUMN Semen Baturaja, walau jumlah laba bersih tahun 2021 yang diraih tidak sebesar PTBA namun labanya meningkat 372 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepada wartawan Arsal Ismail yang didamping seluruh direksi menjelaskan, Laba bersih yang meningkat dari BUMN tambang batu bara tersebut didukung peningkatan pendapatan usaha yang mencapai Rp29,26 triliun atau naik sebesar 69 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp17,33 triliun.
“PT Semen Baturaja kembali mencetak kinerja positif pada 2021. Tahun 2021 laba bersih SMBR Rp51,82 miliar atau meningkat sebesar 372 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMBR M Jamil, Selasa (8/3) di Palembang.
Bukan untuk membandingkan besarnya cuan yang diraup dua BUMN tersebut. Namun keduanya pantas dicatat berkinerja sukses selama 2021 karena mampu meningkat laba sampai di atas 200 persen.
Arsal Ismail dan M Jamil sepertinya bersepakat walau dunia dilanda pandemi namun selama 2021 ada pergerakan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan terhadap batu bara. “Momentum kenaikan harga komoditas batu bara global yang cukup signifikan juga turut mendorong pencapaian ini,” kata Direktur Utama PTBA.
Selama dunia dilanda pandemi Covid 19 harga batu bara menunjukkan penguatan sampai akhir 2021 dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata harga batu bara indeks Newcastle sebesar 137,28 dolar AS per ton dan indeks harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) dengan rata-rata 95,05 dolar AS per ton.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMBR M Jamil juga berpandangan sama. Di tengah over supply industri semen nasional dan pandemi Covid 19 yang masih berlangsung serta tekanan kenaikan komoditas batubara, manajemen SMBR bekerja keras dengan melakukan berbagai inisiatif strategis untuk memberikan kinerja terbaik selama 2021.
“Membaiknya ekonomi nasional pada tahun 2021 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen dan pertumbuhan sektor konstruksi sebesar 2,81 persen telah mendorong adanya peningkatan permintaan semen di Sumatera yang merupakan wilayah pasar SMBR sebesar 2,5 persen selama 2021” ujar mantan Direktur Niaga PTBA Tbk.
Pada 2021 anggota holding pertambangan MIND ID, PTBA juga mencatat kenaikan total aset sekitar 50 persen dari Rp24,06 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp36,12 triliun per 31 Desember 2021.
Sementara itu dari sisi penjualan menurut Arsal Ismail, selama 2021 produksi batu bara PTBA mengalami kenaikan 21 persen dari tahun sebelumnya atau menjadi 30,04 juta ton. Volume angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik 7 persen dari tahun 2020.
“Kenaikan tersebut juga diikuti pula dengan kenaikan volume penjualan batu bara. sehingga Sepanjang 2021 mampu menjual batu bara sebesar 28,37 juta ton atau naik 9 persen dari tahun sebelumnya dengan rasio penjualan domestik 57 persen dan ekspor 43 persen,” kata mantan Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga.
Pada 2022 menurut Arsal Ismail PTBA menetapkan target produksi batu bara 36,41 juta ton atau naik 21 persen dari produksi 2021 yaitu 30,04 juta ton. Demikian juga dengan target angkutan pada 2022 menjadi 31,50 juta ton atau naik 24 persen dari realisasi angkutan tahun 2021 sebesar 25,42 juta ton.
Target produksi yang meningkat tersebut juga diikuti dengan target volume penjualan batu bara 2022 sebesar 37,10 juta ton atau naik 31 persen dari realisasi 2021 sebesar 28,37 juta ton.
PTBA yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki tiga wilayah operasi yakni Tanjung Enim, Tarahan (Lampung) dan Ombilin (Sumbar).
Cost Leadership
Sementara PT Semen Baturaja selain di Sumsel wilayah kerjanya juga ada di Lampung. SMBR memiliki tiga pabrik semen di Baturaja, Palembang dan Panjang (Bandarlampung). Dengan wilayah pasar di Sumatera bagian Selatan mencakup Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu, pada 2021 SMBR membukukan peningkatan volume penjualan sebesar satu persen dan pendapatan senilai Rp1,75 triliun atau naik sebesar dua persen dari pendapatan tahun 2020.
SMBR juga berhasil menekan cost per ton pada tahun 2021 sebesar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Keberhasilan program cost leadership yang dilaksanakan pada 2021 merupakan salah satu kunci utama suksesnya perseroan meningkatkan EBITDA sebesar 7 persen dengan nilai Rp446 miliar dari tahun sebelumnya,” kata Jamil.
Strategi cost leadership yang diterapkan ternyata memberikan dampak positif emiten semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. “Kami telah berhasil menjalankan cost leadership ini dengan melakukan efisiensi dan optimalisasi pabrik untuk menghasilkan produk dengan cost yang efisien,” ujarnya.
Laba bersih SMBR yang meningkat 2021 sampai 372 persen menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko M Jamil, tidak terlepas dari beban keuangan SMBR menurun menjadi Rp180,4 miliar. (maspril aries)