Olahraga

Kandas Mimpi Datuk Talangik pada Piala Dunia U-20

Trofi Piala Dunia U-20 (FOTO : www.fifa.com)

KAKI BUKIT – Mengenal namanya adalah Faisal Mursyid, seorang tokoh sepak bola di Sumatera Selatan (Sumsel). Jabatannya keren sebagai Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) – perusahaan pengelola Sriwijaya FC. Dia terlibat dengan sepak bola sejak mahasiswa, bergabung di klub PS Palembang bukan sebagai pemain atau pada bagian pembinaan dan administrasi klub.

Faisal Mursyid yang mendapat gelar dari sukunya di Ranah Minang, yaitu “Datuk Talangik” adalah figur atau sosok yang juga menjadi pengurus Asosiasi Provinsi PSSI Sumsel. Komitmen dan kesetiannya pada olahraga khususnya sepak bola tidak diragukan lagi, namun dia belum pernah meraih penghargaan sebagai pembina olahraga yang biasanya diberikan pada Hari Olahraga Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Maret.

Hari ini Datuk Talangik bersedih dan kecewa karena Indonesia khususnya Palembang sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang dijadwalkan berlangsung 20 Mei – 11 Juni 2023 tidak jadi menggelar pertandingan sepak bola penuh gengsi tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Datuk Faisal Mursyid (tengah) bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Wakil Ketua Umum PSII Ratu Tisha Destria pada Sarasehan Sepak Bola di Surabaya, 4 - 5 Maret 2023. (FOTO : FB @faisal mursyid)

FIFA (Federation Internationale de Football Association) telah memutuskan (membatalkan) Indonesia sebagai tuan rumah turnamen sepak bola terbesar kedua setelah Piala Dunia. Kandas sudah mimpi Faisal Mursyid Datuk Talangik menjadikan stadion Gelora Sriwijaya di komplek Jakabaring Sport City sebagai tempat berlaganya pemain talenta muda sepak bola di planet bumi.

Kandas mimpi “wong kito” ikut merayakan kemeriahan Piala Dunia U-20 di stadion Gelora Sriwijaya seperti dulu menyaksikan meriahnya Sea Games XXVI tahun 2011, Islamic Solidarity Games tahun 2013, Asean University Games tahun 2014, dan Asian Games 2018.

Mengapa Datuk Talangik harus bersedih dengan keputusan FIFA tersebut? Kisahnya, bermula sekitar empat tahun lalu. Terpilihnya stadion Gelora Sriwijaya (GSJ) tempat pertandingan Piala Dunia U-20 bukan suatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, bukan tanpa perjuangan.

Ada sebuah perjuangan yang dilakukan oleh seorang tokoh sepak bola Sumsel sehingga akhirnya stadion yang dibangun pada masa Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad masuk dalam daftar stadion yang dibawa PSSI untuk bidding Piala Dunia U-20.

Tokoh tersebut adalah Faisyal Mursyid Datuk Talangik. Nama ini perlu diingat, dicatat dan disebut agar kemudian tidak ada yang tiba-tiba muncul menjadi pahlawan kesiangan mengklaim Stadion GJS atau Palembang menjadi salah satu host Piala Dunia U-20 edisi 2021 karena perjuangan dirinya.

Ini perlu dicatat karena akan menjadi bagian catatan sejarah olah raga di Sumatera Selatan. Seperti halnya, saat Sumatera Selatan mengajukan diri tuan rumah PON XVI – 2004 adalah keinginan langsung dari Rosihan Arsyad yang saat itu menjabat Ketua Umum KONI Sumsel. (Bisa dibaca pada buku biografi Rosihan Arsyad “Menerjang Ombak Menembus Awan”)

Saat Indonesia (PSSI) mengikuti bidding calon tuan rumah Piala Dunia U-20 bersaing Asosiasi Sepak Bola Brasil (CBF) dan Asosiasi Sepak Bola Peru (FPF). Saat PSSI bersiap mengikuti proses bidding calon tuan rumah Piala Dunia U-20, PSSI hanya mendaftarkan delapan stadion sebagai calon venue tempat pertandingan dan semua stadion itu di pulau Jawa dan Bali.

Berita Indonesia ikut bidding Piala Dunia U-20 tersebut tersebar luas di media nasional khususnya media online mainstream. Salah satu di Republika Online. (https://sport.republika.co.id/berita/pwmdwo438/pssi-daftarkan-8-stadion-untuk-pencalonan-tuan-rumah-pd)

Delapan stadion yang diajukan PSSI untuk bidding tersebut, adalah Gelora Bung Karno (Jakarta), stadion Pakansari (Bogor), stadion Patriot Candrabaga (Bekasi), stadion Wibawa Mukti (Bekasi), stadion Si Jalak Harupat (Bandung), stadion Manahan (Solo), stadion Mandala Krida (Yogyakarta) dan stadion I Wayan Dipta (Gianyar).

Setelah membaca berita pencalonan Indonesia tersebut, saya mengirim link berita Republika Online via WA kepada Datuk Talangik pada 22 Agustus 2019 pada pukul 13.21 WIB dan saya mengirim pertanyaan, “Mengapa stadion Gelora Sriwijaya tidak termasuk? Kalau masalah transportasi bukan masalah, karena pada 2021 tol sudah jadi. Jadi akses semakin mudah. Kalau para pendukung akan mudah mencapai Palembang. Andai saja ... Moto GP akan ada dan Piala Dunia U-20 bisa berlangsung di JSC.”

Pesan terkirim itu tidak dijawab Datuk Faisal. Beberapa jam berselang, pada malam hari Datuk mengirim foto dirinya bertemu Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria di ruang kerjanya. Tak ada komentar apa pun yang tertulis di bawahnya.

Berita Terkait

Image

Rasisme Sepak Bola Eropa ada Mesut Ozil dan Dani Alves

Image

Rasisme Menerpa Sepak Bola Indonesia

Image

Rasisme Menerpa Sepak Bola Indonesia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA