Literasi

Baca Dua Buku Ini untuk Tahu tentang Marga di Sumsel

Dudy Oskandar mengantarkan buku baru berjudul “Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan.” (FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT, Palembang – Akhir pekan Sabtu (27/5) menjelang sore, kedatangan seorang wartawan Dudy Oskandar yang datang mengantarkan sebuah buku yang baru saja terbit. Buku yang masih terbungkus plastik berjudul “Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan.”

Buku dengan tampilan hard cover, dengan sampul depan foto masa lalu tentang Pesirah di Sumsel. Buku ini selintas, sepertinya hadir untuk menawarkan “kembali ke masa lalu.” Masa lalu itu adalah sistem pemerintahan marga yang sudah dihapus di Sumsel sejak masa Orde Baru.

Seperti ditulis dalam kata pengantar dari buku yang ditulis Meita Istianda, Dedi Irwanto dan Giyanto, “Buku Jalan Kembali ke Sistem Pemerintahan Marga, tidak dimaksudkan untuk menafikan sistem yang sekarang sedang berjalan, agar dapat kembali ke ‘jalan’ yang lama. Bukan pula untuk mengagungkan romantisme masa lalu.”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Buku setebal 211 halaman ini hadir untuk menjelaskan hasil dialektika pemikiran tentang pemerintahan yang pernah ada, yang mungkin saja nilai-nilai tersebut mampu mengoreksi sistem yang sekarang, agar diperoleh nilai-nilai yang lebih sesuai untuk masyarakat itu sendiri, atau bahkan untuk sesuatu yang lebih pas, mungkin ‘jalan itu’ dapat dikenakan pada yang lebih pas memakainya.

Buku “Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan” bisa jadi bukan buku pertama tentang sistem pemerintahan marga. Dalam daftar pustaka ada beberapa judul tentang marga yang menjadi rujukan atau referensi dari buku yang ditulis tiga orang akademisi yang berprofesi sebagai dosen atau tenaga pengajar di perguruan tinggi.

Dua buku perihal sistem pemerintahan marga di Sumsel yang ditulis Meita Istianda. (FOTO : Maspril Aries)

Buku ini menjadi buku kedua tentang sistem pemerintahan marga yang ditulis oleh satu penulis yang sama. Meita Istianda yang kini bertugas sebagai Direktur Universitas Terbuka (UT) Palembang sebelumnya telah menerbitkan buku “Negara dan Masyarakat Adat Konflik Ulayat dan Munculnya Orang Kuat Lokal.”

Buku dengan penyunting guru besar Fisip Universitas Indonesia (UI) Burhan Magenda ini juga sebagian besar isinya mencakup tentang sistem pemerintahan marga di Sumatera Selatan.

Pada beberapa bagiannya buku ini membahas bagian tema yang serupa. Seperti tentang marga masa Kesultanan Palembang, Marga Masa Kolonial dan Masa Marga Indonesia Merdeka.

Dalam buku “Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan” memuat lebih lengkap data dan informasi tentang sistem pemerintahan marga di Bumi Sriwijaya. Dalam buku ini dibahas tentang asal usul pemerintahan marga sampai penghapusan marga pada masa Orde Baru seiring lahirnya UU No.5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.

Pada buku ini juga dibahas tentang usul Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Pemerintahan Marga yang telah masuk dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) DPRD Sumsel.

Buku “Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan” sebagai buku referensi tentang sistem pemerintahan warga patut dibaca sebagai referensi. Akan semakin lengkap dan kaya informas juga disandingkan dengan membaca “Negara dan Masyarakat Adat Konflik Ulayat dan Munculnya Orang Kuat Lokal” yang ditulis Meita Istianda doktor ilmu politik lulusan Universitas Indonesia yang mengampu mata kuliah Teori Politik dan Sistem Politik Indonesia. (maspril aries)

Berita Terkait

Image

Karhutla Berulang, Tahun 2023 Lahan Terbakar di Sumsel 332.283 Hektare

Image

Dana Bagi Hasil Migas Sumsel 2022 Rp2,028 Triliun Muba Dapat Terbesar

Image

Mereka Menulis: Sumsel Blackout

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA