Di Palembang Namanya BJ, di Jakarta Thrifting

Bisnis  
Petugas dari Kementerian Perdagangan menunjukkan barang bukti pakaian bekas impor sebelum dimusnahkan di kawasan pergudangan Jaya Park, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (20/3/2023). Kementerian Perdagangan (Kemendag) wilayah Jawa Timur berhasil menyita pakaian bekas impor sebanyak 824 bal senilai Rp10 miliar. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc)

KAKI BUKIT – Dulu pada awal tahun 2000-an, di kolong Jembatan Ampera di tepi sungai Musi dikenal sebagai “Pusat Pasar Baju BJ.” Apa itu baju BJ? Nama itu berasal dari penjualnya, barang yang mereka jual adalah Baju atau pakaian BJ, yaitu baju “Burukan Jambi.” Ada juga yang menyebut “Bekas Jambi.”

Menurut mereka, pakaian bekas atau kerennya thrifting diperoleh dari Jambi. Para pedagang itu membeli pakaian impor, dari jenis baju, celana untuk pria dan wanita, jas sampai under wear atau perangkat pakaian dalam di kawasan pelabuhan yang ada di Jambi. Mereka berangkat dari Palembang dengan menggunakan mobil lalu kembali ke Palembang membawa pakaian atau baju dalam jumlah yang cukup banyak, dalam hitungan karung atau bal. Satu bal pakaian bekas yang sudah di-press oleh mesin beratnya bisa mencapai 100 kg.

Pakain bekas tersebut adalah barang impor pakaian bekas tersebut menurut para pedagang berasal dari negara tetangga Malaysia dan Singapura. Ada juga yang dari Taiwan, Jepang dan Korea.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Harga pakaian bekas impor tersebut dibeli dalam jumlah satuan bal bervariasi. Dari harga Rp2.000.000 – Rp4.000.000/ bal. Seperti pakaian bekas jenis jaket dengan kode tertera di karung “108” dijual kepada pengecer dengan harga Rp3.800.000. Pembeli/ pengecer tidak tahu kualitas atau jumlah jaket di dalam karung atau bal tersebut. Sampai di Palembang dijual dengan eceran, juga dengan harga jual bervariasi.

Sejak kawasan jembatan Ampera ditata Pemerintah Kota Palembang, para pedagang baju BJ itu pun pindah, sekarang menyebar ke berbagai pasar di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Ada juga yang sengaja membuka toko menjual pakaian thrifting.

Di Palembang penjual pakaian bekas atau Baju BJ bisa dijumpai, diantaranya di Pasar 16 Ilir, Pasar BJ Lemabang, Pasar Satelit Multi Wahana Perumnas Sako, Pasar 3-4 Ulu dan Pasar Cinde.

Jika di Palembang disebut pakaian atau baju BJ, di kota lain diberi nama berbeda. Di Pare-Pare Sulawesi Selatan dikenal dengan sebutan “Cakar” (Cap Karung) dan di Bandung disebut “Cimol.” Di Kalimantan Selatan baju bekas yang dijual disebut “lelong.” Dari semua sebutan itu sejak dulu sudah lama dikenal namanya “rombengan.” Hampir semua jenis barang bekas disebut rombengan. Dulu dikenal ada penjual dan pembeli rombengan yang keliling kampung. Barang jenis apapun yang tidak berguna bakal dibeli pedagang rombengan. Pada era milenial, penjual rombengan sudah bermigrasi ke penjualan online.

Stop Impor dan Kesehatan

Setelah pakaian bekas merajai pasar cukup lama di beberapa kota termasuk Jakarta sebagai ibu kota negara, Presiden Joko Widodo pertengahan Maret 2023 pada pembukaan “Business Matching Produk Dalam Negeri” mengecam impor pakaian bekas karena telah mengganggu industri dalam negeri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu memerintahkan menteri dan jajarannya untuk mencari sebab dan solusi mengatasi masalah itu. “Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Sangat mengganggu. Yang namanya impor pakaian bekas mengganggu,” katanya.

Larangan impor pakaian bekas sebenarnya dilarang berdasarkan UU No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 51 tahun 2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.

Permendag tersebut menyebutkan, bahwa pakaian bekas asal impor berpotensi membahayakan kesehatan manusia sehingga tidak aman untuk dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan untukmelindungi kepentingan konsumen, perlu adanya larangan impor pakaian bekas.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image