Di Thaif: Mi Segera Ada Jual di Sini !!

Kuliner  

Menjual mi cup merek Indonesia di Bursa, Turkiye. (FOTO: Maspril Aries)

Mi Instan

Sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Cita Rasa, Citra Merek, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Indomie” oleh Bandung Damar Panuntun menyebutkan, zaman sekarang manusia cenderung memilih sesuatu yang lebih praktis dan instan, terutama dalam hal makanan. Salah satu produk makanan instan yang digemari masyarakat adalah mi instan. Mi instan menjadi makanan andalan banyak orang dikarenakan harga yang terjangkau, banyak pilihan rasa, dan praktis dalam penyajiaannya. Mi instan telah menjadi alternatif makanan pokok karena dianggap paling mudah untuk membuat perut kenyang.

Mi instan telah menjadi salah satu makanan yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Mi instan telah menjelma menjadi makanan yang digemari di seluruh dunia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia adalah pengkonsumi mi instan terbanyak di dunia di bawah Cina/ Hongkong.

Daftar negara dengan konsumi mi instan tahun 2020: Pertama Cina/ Hongkong dengan konsumsi 46.350 juta porsi, Indonesia dengan konsumsi 12.640 juta porsi, Vietnam dengan konsumsi 7.030 juta porsi, India dengan konsumsi 6.730 juta porsi, , Jepang dengan konsumsi 5.970 juta porsi, , Amerika Serikat dengan konsumsi 5.050 juta porsi, Filipina dengan konsumsi 4.470 juta porsi, Korea Selatan dengan konsumsi 4.130 juta porsi, India dengan konsumsi 3.710 juta porsi, dan Brazildengan konsumsi 2.720 juta porsi.

Menurut Bandung Damar Panuntun, mi instan sangat disukai masyarakat Indonesia karena faktor kepraktisannya, selain itu mi instan mempunyai banyak jenis sehingga konsumen bebas memilih produk mi instan yang diinginkan. Mi instan juga memiliki harga yang terjangkau dan mudah ditemukan dimana saja seperti di minimarket, warung kelontong, kantin, dan sebagainya.

Jika sedang berada di luar Indonesia, maka mi instan seperti popmie adalah salah satu obat rindu akan tanah air tercinta. Jika jauh di luar sana, mi instan Indonesia mendominasi pasar, maka Indonesia pun menjadi incaran pasar mi instan impor seperti Samyang dari Korea dan Ramen dari Jepang.

Mi instan Indonesia dengan merek dagang Indomie kini mendominasi pasar Afrika khususnya Nigeria yang menjadi pasar terbesar mi instan Indonesia di benua Afrika.

Gastro Diplomasi

Aneka rasa popmie produksi Turkiye. (FOTO : Maspril Aries)

Apakah kehadiran atau ekspansi mi instan Indonesia ke beberapa negara tersebut sebagai bagian gastro diplomasi? Menurut PS Rockower dalam “Recipes for Gastrodiplomacy” (2012) secara sederhana memberi arti gastro diplomasi adalah “the act of winning hearts and minds through stomachs”. Atau menurut MJ Pham dalam “Food as Communication: A Case study of South Korea's Gastrodiplomacy” (2013) bahwa gastro diplomasi adalah usaha praktik pemerintah dalam mengekspor warisan kuliner nasional sebagai bagian daripada diplomasi publik untuk meningkatkan national brand awareness, investasi ekonomi dan perdagangan.

Ada juga yang menyebut gastro diplomasi sebagai the art of good eating alias seni makan yang baik atau sebagai bentuk diplomasi yang menggunakan makanan atau tata boga.

Dunia mengakui bahwa kekayaan kuliner mie instan Indonesia dengan berbagai merek dan variannya telah menjadi daya tarik bangsa lain. Menurut A Pujayanti dalam “Gastrodiplomasi-Upaya Memperkuat Diplomasi Indonesia” (2017), pengalaman kuliner menawarkan kepada masyarakat asing cara informal untuk berinteraksi dengan budaya yang berbeda dengan cara yang lebih dekat melalui rasa. Dengan pengalaman kuliner yang baru, mereka diharapkan mengenal budaya lain.

Di Afrika sejak 2001 penggunaan mi instan sebagai perdagangan ekonomi dan diplomasi telah dilakukan oleh Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara-negara Afrika dengan meningkatkan kerja sama investasi di bidang industri produksi dan industri manufaktur dalam rangka mendorong perluasan pasar produk Indonesia ke Afrika.

Khusus di Nigeria dengan website indomie.ng masyarakat negara tersebut sangat mengenal dan menyukai Indomie yang sudah hadir di negara di kawasan Afrika itu selama lebih dari 30 tahun. Kehadiran Indomie di Nigeria bermula melalui ekspor sejak 1988. Selanjutnya pada 1995 berdiri pabrik mi instan pertama yang merupakan usaha patungan antara investor Indonesia dan Singapura di negara tersebut. Produk mie instan Indonesia menguasai pasar mencapai sekitar 70 persen.

Mungkin setelah Saudi Arabia telah ada mi segera maka di Indonesia mungkin akan menyusul kehadiran mi segera melengkapi pop mie atau mi cup dengan aneka mereka dan aneka rasa? Mi instan dari Indonesia dengan aneka mereknya telah menjadi bagian dari gastro diplomasi Indonesia. (maspril aries)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image