Badak Sumatera Beranak Pinak di SRS TNWK

Lingkungan  

Anak badak Delilah yang lahir 25 November 2023 di SRS TNWK.

Di taman nasional yang berjarak sekitar 100 km dari Bandarlampung kini menjadi tempat konservasi menyelamatkan badak sumatera. Jika dulu TNWK identik dengan gajah atau gajah sumatera, kini di situ ada Suaka Rhino Sumatera (SRS). SRS dikelola Yayasan Badak Indonesia (YABI) yang dibangun pada 1996 atas izin Kementerian Lingkungan Hidup hadir sebagai upaya untuk menyelamatkan badak sumatera yang semakin langka.

Institusi pemerintah yang bertanggung jawab utama terhadap pelestarian keanekaragaman hayati dan juga badak di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Dari SRS TNWK badak sumatera mulai beranak pinak. Adalah Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan jabar teranyar pada aakhir November 2023. Melalui laman media sosialnya Menteri Siti Nurbaya menulis, “Satu ekor anak badak Sumatera atau Dicerorhinus sumatrensis berjenis kelamin jantan lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas pada hari Sabtu, 25 November 2023”.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Kita bersyukur atas kelahiran kelima badak sumatera di SRS TNWK. Kelahiran ini sekaligus menjadi kelahiran badak sumatera kedua di tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak Sumatera”, katanya.

Menurut Siti Nurbaya, dari program konservasi yang penting dan harus selalu diingat ada tiga unsur konservasi, yakni melindungi sistem penopang kehidupan, pengawetan sumber daya genetik, dan pemanfaatan secara lestari.

Pemerintah melalui Kementerian LHK terus melakukan berbagai upaya konservasi yang terus ditingkatkan untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia, antara lain secara langsung dengan melakukan patroli pengamanan di kawasan konservasi, upaya penyelamatan (rescue) satwa liar, translokasi satwa liar, rehabilitasi satwa liar, penanggulangan konflik satwa liar dan manusia, dan penegakan hukum dalam peredaran tumbuhan dan satwa liar ilegal.

Salah satu upaya tersebut adalah upaya pengembangbiakan semi alami yang dilakukan di SRS TNWK dan sukses menghasilkan lima individu badak sumatera yang lahir, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), anak ketiga dari Ratu-Andalas (30 September 2023) dan anak dari Delilah-Harapan (25 November 2023).

SRS TNWK

Badak sumatera dengan anaknya bermandi lumpur di SRS TNWK.

Badak Delilah adalah badak Sumatera betina berumur 7 tahun, anak badak yang lahir pada akhir November 2023 ini merupakan keberhasilan kelahiran pertama dari sang induk bernama Delilah hasil dari perkawinannya dengan badak jantan bernama Harapan. Badak betina Delilah adalah badak yang lahir hasil dari kelahiran kedua perkawinan antara badak Ratu dan badak Andalas di SRS TNWK pada tahun 2016.

Adapun jantan badak Harapan lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat tahun 2007. Badak Harapan mulai menempati SRS TNWK pada tahun 2015. Harapan sekaligus menjadi badak Sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan saat ini tidak ada lagi badak Sumatera selain di Indonesia.

Kawasan SRS di TNWK yang menjadi kawasan penangkaran badak sumatera terletak dalam zona inti Taman Nasional Way Kambas dan dikelilingi pagar berlistrik. Kawasan penangkaran ini berbentuk lingkaran pada area sekitar seluas 100 hektar. Area yang luas ini kemudian disekat-sekat dengan luas masing-masing sekitar 10 hektar. Kini area tersebut telah diperluas menjadi 250 hektar.

Awal SRS beroperasi tahun 1998 hanya ada tiga ekor badak sumatera di penangkaran ini, yaitu budak sumatera yang diberinama Torgamba, Dusun, dan Bina. Tahun 2001 badak Dusun mati, yang tersisa di SRS hanya dua ekor.

Tahun 2005 dipindahkan atau translokasi dua ekor badak betina bernama Ratu dan Rosa. Ratu adalah badak asli TNWK yang keluar masuk ke permukiman warga. Rosa adalah badak sumatera dari TNBBS yang juga masuk ke pemukiman warga. Kemudian datang badak sumatera bernama Andalas yang lahir di Cincinnati Zoo, Amerika Serikat (AS).

Andalas mudik ke Indonesia tahun 2007. Setelah melalui perjalanan udara yang melelahkan dari AS hingga tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus menyeberangi Selat Sunda, sejak 21 Februari 2007 mulai tinggal dan menetap di SRS TNWK.

Di SRS terus dilakukan program pembiakan badak sumatera. Andalas yang datang negeri Paman Sam dikawinkan dengan Ratu, kemudian lahir anak badak pertama di SRS TNWK. Anak badak tersebut diberi nama Andatu.

Andatu yang lahir 23 Juni 2012 adalah kabar baik dari upaya penyelamatan badak sumatera dari kepunahan, karena kelahirannya menjadi keberhasilan konservasi badak pertama di Asia setelah 124 tahun sejak kelahiran badak sumatera di penangkaran di Calcutta Zoo, India tahun 1889.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image