Agus Fatoni bersama Ratu Dewa Berjalan ke Taman Kota

Lingkungan  

Pj Gubernur Sumsel dan rombongan yang meninjau taman-taman di Palembang. (FOTO: Humas Pemprov Sumsel)

Dalam teori ilmiah, Sukawi menyebutkan, kehadiran tumbuhan sangat diperlukan di perkotaan mengingat proses fotosintesis tumbuhan yang terjadi bila ada sinar matahari dan dibantu oleh enzim yaitu proses dimana zat-zat an organik H2O dan CO2 oleh klorophil diubah menjadi zat organik, karbohidrat serta O2. Tumbuhan hijau akan menyaring CO2 dan melepaskan 02 kembali ke udara.

Hal lainnya, taman kota ternyata bukanlah sekedar fungsi ruang publik yang harus di penuhi untuk masyarakat perkotaan, menurut Rita Gani dalam penelitiannya, “Taman Kota Sebagai Modal Sosial dan Interaksi Masyarakat Kota Bandung”, tetapi taman merupakan salah satu modal sosial yang mengokohkan saluran-saluran komunikasi persona, kelompok bahkan komunikasi massa.

Menurutnya, di taman kota, terjadi berbagai bentuk aktivitas interaksi sekaligus komunikasi yang saling melibatkan satu sama lain, baik antara warga kota maupun dengan warga pendatang dari luar kota. Proses interaksi dan komunikasi di taman kota “seakan” semakin mengukuhkan karakteristik masyarakat Indonesia, sebagai orang yang ramah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kini dengan dengan adanya rencana, ke depannya akan dilakukan sejumlah revitalisasi pada sejumlah taman kota di Palembang seperti penambahan, perbaikan dan pembangunan dari fasilitas umum serta penanaman pohon-pohon di sekitar, maka apa yang ada dalam pikiran Agus Fatoni atau Ratu Dewa, untuk mewujudkan perlu memperhatikan indikator bagi keberlanjutan dalam pengembangan di wilayah perkotaan.

Sudah banyak kota menerapkan indikator berkelanjutan dalam pengembangan kota. Menurut A Chiesura dalam “The Role of Urban Parks for The Sustainable City” (2004), indikator tersebut sering dikatakan sebagai faktor penting untuk menjadikan suatu kota sesuai untuk menjadi tempat tinggal yang menyenangkan dan menarik bagi penduduknya.

Beberapa kota telah mengembangkan indikator keberlanjutan (sustainable indicator) untuk dapat mengukur kualitas hidup (quality of life) masyarakat di perkotaan. Beberapa kota di dunia telah menerapkan indikator tersebut, dimana indikator kualitas hidup ini dianggap sebagai tujuan pembangunan nasional. Sekaligus sebagai jawaban terhadap isu pemanasan global atau global warming. (maspril aries)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image