Literasi

Penulis Puisi Tuhan, Kita Begitu Dekat Telah Pergi Menemui Tuhannya


Abdul Hadi WM (FOTO: Dok. Republika)

Dalam sebuah wawancara tahun 1970 penyair WS Rendra menyatakan, penyair Abdul Hadi WM merupakan penyair penting sesudah generasi Taufiq Ismail. Menurut si Burung Merak julukan Rendra, bahwa penyair berbakat besar sesudah Taufiq Ismail adalah Abdul Hadi WM dan Sutardji Calzoum Bachri.

Kemudian memang pernyataan itu terbukti bahwa kedua sastrawan ini memberi warna pada perkembangan puisi Indonesia sekitar tahun 1970-an. Abdul Hadi dengan puisi konvensional dengan gaya remang-remang, Sutardji dengan puisi konkret dan mantra yang kemudian berkembang sangat pesat pada dekade 1970-an.

Dalam sebuah jurnal ilmiah memuat hasil penelitian Sujarwoko, M.Shoim Anwar, Sempu Dwi Sasongko dan Uswatun Kasanah berjudul “Ekspresi Sufistik dalam Pemanfaatan Bentuk Puisi-Puisi Abdul Hadi WM” (2023) menulis, ada fenomena yang menarik dalam puisi-puisi Abdul Hadi WM khususnya terkait dengan ekspresi sufistik dalam pemanfaatan bentuk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurutnya, bentuk puisi-puisi Abdul Hadi W.M beragam, ada bentuk pantun, syair, puisi epik, puisi, haiku, dan bentuk puisi bebas. Hal tersebut terkait dengan sosok pribadi penyairnya yang memiliki kompetensi yang kompleks: berwawasan intelektual multidisiplin sekaligus manusia yang memiliki ambisi yang liar kegilaan terhadap kebebasan.

Pendapat tersebut bersesuaian dengan biografi Abdul Hadi WM. Dalam biografi yang ditulis:

“Hadi adalah sosok gabungan antara penyair dan sarjana. Gabungan antara disiplin dan ketertiban dengan gairah dan kegilaan. Gabungan peminat dan penikmat Timur maupun Barat. Gabungan jiwa yang Islam dan sikap keterbukaan. Esai-esai dan penelitiannya yang mendalam tentang sastra klasik Nusantara serta renungan-renungannya mengenai dan filsafat Timur menempatkan dirinya sebagai ilmuwan yang terkemuka di bidangnya. Di sisi lain gerakan puisi sufi yang dicetuskannya 30 tahun lalu masih kuat membekas pada generasi para penyair Indonesia hingga hari ini”.

Jika kita mencari definisi puisi sufi, maka jawabannya tidak akan lepas dari sastra sufistik. Sastra sufistik sendiri adalah bagian dari kajian akademik seorang Abdul Hadi WM yang bisa dipelajari dan dibaca dari buku yang ditulisnya berjudul “Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-Esai Sastra Profetik dan Sufistik”.

Berita Terkait

Image

Wiji Thukul dan Perlawanan Mahasiswa ORBA: Maka hanya satu kata: Lawan!

Image

Gerobak Pintar, Chairil Anwar dan Pembelajaran Sastra di Sekolah

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA