News

Pakde Jamin Transmigran Generasi Pertama di Air Sugihan


Gajah di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sub Padang Sugihan. (FOTO: D Oskandar))
Gajah di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sub Padang Sugihan. (FOTO: D Oskandar))

Pada masa kolonial Belanda Kabupaten OKI masuk lingkungan Onder-Afdeeling Komering Ilir yang terdapat 14 Marga, yaitu Marga Kayuagung, Marga Pegagan Ulu Suku ll, Marga Teloko, Marga Bengkulu , Marga Pegagan Ulu Suku l, Marga Masuji, Marga Danau, Marga Jejawi, Marga Sirah Pulau Padang, Marga Rambutan, Marga Pangkalan Lampam, Marga Keman Marga Pampangan dan Marga Tulung Selapan.

Kawasan Air Sugihan merupakan wilayah ulayat marga yang pada tahun 1979 Dewan Marga melepaskan hak ulayat tersebut kepada pemerintah untuk dijadikan wilayah transmigrasi. UPT Air Sugihan merupakan proyek Orde Baru dengan membangun pemukiman untuk 2.137 KK tahun 1980 yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin (sebelum dimekarkan dengan Kabupaten Banyuasin) dan Kecamatan Air Sugihan OKI.

Kopi Laut

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Setelah tiba di UPT Air Sugihan menurut Pakde Jamin, setiap transmigran mendapat tanah kurang lebih 3,8 Ha. “Dari jumlah tersebut 2 Ha harus ditanam tanaman wajib, waktu itu kami menanam padi dan jagung. Sisanya 1,8 Ha bebas bisa ditanam apa saja. Di sini kami diperkenalkan dengan Kopi Laut dan Nanas Gambut”, katanya.

“Kopi Laut ini sebenarnya kopi jenis Liberika. Rasanya sedikit asam namun kadang bau kacang, sayuran atau madu. Kopi ini cocok kami tanam di lahan gambut. Masyarakat lokal menyebutnya Kopi Rawang. Rasanya akan semakin khas jika ditanam di lahan gambut Air Sugihan ini. Ini merupakan program awal trans kami di sini”, ujar Pakde.

Awalnya setiap transmigran bisa menghasilkan 5 ton perhektar pertahun. Sehingga mampu menunjang kebutuhan ekonomi kami waktu itu. Namun sejak masuknya sawit dan turunnya harga kopi. Masyarakat transmigran mulai meninggalkan Kopi Laut ini.

“Saya mulai menanam lagi sejak 5 tahun terakhir. Karena Kopi Laut ini mulai diminati lagi. Oleh sebab itu kami minta agar Pemerintah Kabupaten OKI juga mendukung penanaman kembali Kopi Laut di Air Sugihan ini”, katanya.

Selain Kopi Laut, Pakde Jamin dulu juga menanam Nanas Gambut. Nanas ini tanpa pupuk. Dibiarkan saja pasti tumbuh. Bulan ke-8 nanas ini berbuah. Lalu bulan ke-12 akan panen. Dengan berat buah pertama 2 kg. sedang panen berikutnya bisa 1-1,5 kg. “Nanas ini enak dibuat sirup, dodol atau buah kering”, ujarnya.

Berita Terkait

Image

Pj Bupati Muba Berperahu Beri Bantuan Korban Banjir di Sanga Desa

Image

Malari Gerakan Mahasiswa 50 Tahun Lalu

Image

Malari Gerakan Mahasiswa 50 Tahun Lalu

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA