Malari Gerakan Mahasiswa 50 Tahun Lalu

Politik  
Hariman Siregar aktivis gerakan mahasiswa 74 dan tokoh peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari pada peringatan 50 tahun Malari di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). (FOTO: Republika/ Thoudy Badai)
Hariman Siregar aktivis gerakan mahasiswa 74 dan tokoh peristiwa 15 Januari 1974 atau Malari pada peringatan 50 tahun Malari di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/1/2024). (FOTO: Republika/ Thoudy Badai)

KAKI BUKIT – Hari ini, 15 Januari 2024 atau bertepatan dengan 50 tahun tanggal 15 Januari 1974 terjadi peristiwa yang diberi nama “Malari” yakni akronim dari “Malapetaka Lima Belas Januari”.

Peristiwa Malari adalah sebuah gerakan mahasiswa angkatan ’74. Pada masa itu, ada sejumlah tokoh mahasiswa yang terlibat, di antaranya, Hariman Siregar, Judilherry Justam, Gumilar Kartasasmita, Syahrir, Marsilam Simanjutak dan Theo L. Sambuaga.

Peristiwa Malari sebagai gerakan mahasiswa terdokumentasi dalam banyak buku. Ada buku yang ditulis para pelakunya, juga ada buku yang ditulis pada akademisi. Buku-buku yang bisa dibaca, ada buku berjudul “Hariman & Malari” ditulis Amir Husin Daulay dan Imran Hasibuan. Buku “Massa Misterius Malari” disusun oleh tim Tempo Publishing dan buku berjudul “MALARI Melawan Soeharto dan Barisan Jenderal ORBA” ditulis oleh Jopie Lasut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kajian tentang peristiwa tersebut sudah cukup banyak. Bahkan ada buku yang ditulis penulis asing Francois Raillon berjudul “Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia”. Peristiwa Malari ini juga bisa dibaca pada biografi sejumlah tokoh pemerintahan yang berkuasa pada masa itu, baik dari kalangan sipil maupun militer. Ada satu hal patut dicatat, dalam otobiografi Presiden Soeharto yang terbit tahun 1989, tidak menyinggung peristiwa Malari.

Dalam usianya yang sudah 50 tahun sejak peristiwa tersebut terjadi, peristiwa tersebut telah menjadi bagian dari sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Adi Suryadi Culla dalam buku “Patah Tumbuh Hilang Berganti : Sketsa Pergolakan Mahasiswa Dalam Politik dan Sejarah Indonesia 1980-1998” (1999) menulis, sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa senantiasa berdiri pada garda terdepan dalam setiap perubahan sejarah yang terjadi di Indonesia.

Dalam sejarah mencatat, peran kesejarahan mahasiswa seperti peribahasa, sebagai generasi patah tumbuh hilang berganti. Jauh sebelum Indonesia merdeka, tahun 1908 berdiri Budi Utomo - sebuah perkumpulan mahasiswa sekolah STOVIA yang mempelopori perjuangan merebut kemerdekaan melalui jalur organisasi pada tahun 1908.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image