Literasi

Hilangnya Aturan dan Kaidah Bahasa Indonesia di Media Sosial (Memperingati Hari Sumpah Pemuda)


Platform media sosial. (FOTO: Pexels.com)
Platform media sosial. (FOTO: Pexels.com)

Sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Bahasa Di Media Sosial Bagi Kalangan Remaja” (2018) oleh Ira Maullin Octorina, Dewi Karwinati, dan Eli Syarifah Aeni menyatakan, “Bahasa yang digunakan dalam media sosial pada saat ini sebagian sudah tidak menghiraukan tentang kaidah kebahasaan yang baik dan benar, maka dari itu pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan harus dipelajari sejak dini”.

Anda atau siapa saja boleh saja tidak setuju dengan hasil penelitian tersebut. Jelas terlihat, media sosial telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi. Dalam platform medsos seperti Facebook, Twitter (X) Instagram, Tik Tok, dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Bahasa Indonesia telah diutak-atik menjadi beragam bentuk, gaya, dan penggunaannya.

Bahasa Gaul Medsos

Bahasa Indonesia memiliki tata bahasa dan aturan penulisan yang jelas dan standar. Semua itu diajarkan di bangku pendidikan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah atas dan perguruan tinggi atau universitas. Sampai di ranah media sosial, mereka yang waktu sekolah belajar Bahasa Indonesia sering kali mengabaikan aturan dan kaidah Bahasa Indonesia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di media sosial penggunaan bahasa yang tidak baku muncul dalam berbagai bentuk, misalnya singkatan berlebihan, kata-kata gaul, hingga penulisan yang dipermudah tanpa mengikuti tata bahasa. Contohnya: "Bsk kita ngumpul di cafe ya” atau “Mau kemn? Gw ikut dong”.

Kata-kata seperti bsk (besok), ngumpul (berkumpul), cafe (kafe), kemn (kemana), dan gw (saya) digunakan dengan bebas tanpa mempertimbangkan kaidah bahasa yang benar. Dari contoh tersebut, penelitian Ira Maullin Octorina dan kawan-kawan, enam tahun lalu, benar adanya, “Bahasa yang digunakan dalam media sosial pada saat ini sebagian sudah tidak menghiraukan tentang kaidah kebahasaan yang baik dan benar”. Ini menunjukkan betapa kurangnya perhatian pengguna media sosial terhadap kaidah tata bahasa dan penulisan yang benar dari Bahasa Indonesia.

Berita Terkait

Image

Gemoy dari Bahasa Gaul ke Capres

Image

Waspada Media Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental Anak (Bagian 2 - Habis)

Image

Waspada Media Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental Anak (Bagian 2 - Habis)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA