Literasi

Hilangnya Aturan dan Kaidah Bahasa Indonesia di Media Sosial (Memperingati Hari Sumpah Pemuda)


Ilustrasi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (FOTO: Republika/ Prayogi)
Ilustrasi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (FOTO: Republika/ Prayogi)

Pakar linguistik Noam Comsky membedakan antara kesalahan berbahasa (error) dengan kekeliruan berbahasa (mistake), keduanya memang sama-sama pemakaian bentuk tuturan yang menyimpang, akan tetapi kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis karena belum dikuasainya kaidah bahasa yang benar. Sedangkan kekeliruan berbahasa bukan terjadi secara sistematis, melainkan dikarenakan gagalnya merealisasikan kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai.

Media sosial telah membawa perubahan besar dalam cara orang berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia. Ada aspek positif seperti kreativitas dalam berbahasa, dampak negatifnya juga ada karena berkontribusi merusaknya kaidah-kaidah kebahasaan yang baku.

Dari penelitian Sri Kurnia Hastuti Sebayang dan Anita Soleha Sofyan menyebutkan, bahwa bahasa yang kita gunakan di media sosial seiring dengan berjalannya waktu dapat menurunkan kaidah-kaidah yang terdapat di dalamnya. Ini karena, media asosial merupakan tempat berkumpulnya semua ragam bahasa, baik yang masih dalam bahasa Indonesia maupun yang dari luar, yang mengakibatkan pengguna tidak lagi memperhatikan bagaimana menulis bahasa Indonesia yang benar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal”, tulis Sri Kurnia Hastuti Sebayang dan Anita Soleha Sofyan

Pesannya, “Jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan”.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari penggunaan bahasa yang baik dan benar agar tidak kehilangan identitas linguistik mereka di era digital ini. Dengan memahami fenomena ini, kita bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial tanpa mengorbankan kualitas Bahasa Indonesia yang kita cintai.

Selamat Hari Sumpah Pemuda. Di media sosial mari menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. (maspril aries)

Berita Terkait

Image

Gemoy dari Bahasa Gaul ke Capres

Image

Waspada Media Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental Anak (Bagian 2 - Habis)

Image

Waspada Media Sosial Berpengaruh pada Kesehatan Mental Anak (Bagian 2 - Habis)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA