Mercusuar dan Pantai jadi Saksi Perang Dunia II di Pulau Bangka

Wisata  
Dengan kapal penyebrangan dari Tanjung Api-Api menuju pelabuhan Tanjung Kalian di Muntok disambut mercusuar menjulang yang jadi saksi Perang Dunia II. (FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – Setiap tahun pada bulan Februari tepatnya tanggal antara tanggal 14 – 17 Februari selalu ada warga negara Australia, Selandia Baru dan Inggris sengaja datang ke Pulau Bangka, mereka memilih ke wilayah pantai barat Pulau Bangka yang berhadapan dengan Selat Bangka.

Tahun 2023, sejumlah warga negara asing dengan dikoordinir Kedutaan Besar Australia di Indonesi datang ke Pulau Bangka untuk berkunjung ke tempat yang pernah menjadi lokasi kekejaman perang oleh tentara Dai Nippon atau Jepang kepada tawanan perang Dunia II.

Mereka yang datang adalah para keluarga korban Perang Dunia II yang berasal dari Australia, Selandia Baru dan Inggris. Mereka menuju Muntok di Kabupaten Bangka Barat yang berjarak sekitar 144 km dari Pangkalpinang Ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Di Muntok para keluarga korban melakukan upacara di Pantai Radji dan Pantai Tanjung Kalian.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Keluarga korban Perang Dunia II berkunjung ke Museum Timah Indonesia di Muntok. (FOTO : www.timah.com)

Kemudian rombongan ini berkunjung ke Museum Timah Indonesia (MTI). Mereka datang ke museum ini karena di sini ada galeri khusus Vivian Bullwinkel salah seorang perawat korban Perang Dunia II yang selamat dan menjadi tawanan perang. Para keluarga korban perang mengaku merasa terharu saat berkunjung ke museum tersebut.

Dikutip dari website timah.com, Judi Balcombe salah satu keluarga korban mengaku telah 10 kali berkunjung ke museum tersebut setiap berkunjung ke Muntok. Judi mengaku merasa sangat senang dan terkesan dengan museum yang cantik dan informatif khususnya tentang sejarah timah dan pengolahan timah pada masa lalu.

“Saya terharu saat melihat galeri Vivian Bullwinkle, ini mengingatkan tragedi perang Dunia II dan ini menyangkut keluarga kami. Kami merasa dihormati karena museum ini menyediakan tempat, Vivian Bullwinkel untuk mengenang tragedi peristiwa Perang Dunia ke II. Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Timah. Museum ini menjadi tempat edukasi buat anak sekolah, mereka bisa tentang sejarah yang telah terjadi di kota Muntok,” katanya.

Jika ingin berkunjung ke Muntok, bisa dijangkau dari Pangkalpinang dengan perjalanan darat atau dari Palembang menggunakan kapal penyebrangan dari Pelabuhan Tanjung Api-Api. Di Muntok yang merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Barat ada banyak destinasi wisata alam dan wisata sejarah.

Mercusuar di Tanjung Kalian yang dibangun zaman kolonial Hindia Belanda.

Di sekitar Muntok ada destinasi wisata alam berupa pantai-pantai yang indah menghadap ke Selat Bangka yang menjadi alur lalu lintas pelayaran kapal besar. Di sini ada pantai Tanjung Kalian ada yang menyebut Tanjung Kelian yang letaknya bersebelahan dengan pelabuhan penyebrangan tempat kapal dari Tanjung Api-Api berlabuh.

Juga ada pantai lainnya seperti Pantai Batu Berakit, Pantai Tanjung Ular, Pantai Batu Berani dan Pantai Radji yang oleh warga di sana diberi nama Teluk Inggris. Di sekitar Muntok juga ada destinasi sejarah seperti Museum Timah Indonesia, Pesanggrahan Muntok dan Pesanggrahan Menumbing yang merupakan aset sejarah berupa bangunan cagar budaya yang memiliki catatan sejarah masa lalu.

Mercusuar Saksi Bisu

Bangkai kapal korban Perang Dunia II terdampar di Pantai Tanjung Kalian tidak jauh dari mercusuar.

Pantai Tanjung Kalian yang berjarak tujuh kilometer dari kota Muntok adalah destinasi yang sangat terkenal karena di sini ada berdiri sebuah mercusuar dengan tinggi 56 m. Di kawasan pantai ini juga teronggok bangkai sebuah kapal yang jadi korban bom tentara Jepang saat menguasai pulau Bangka.

Kapal tersebut bernama Van der Parra yang tenggelam terkena bom. Kemudian bangkai kapal ini ditarik ke tepi pantai bersama beberapa kapal lainnya yang terkena bom Jepang.

Tak jauh dari mercusuar dibangun sebuah monumen Perang Dunia II yang dibangun sebagai peringatan pada korban Perang Dunia II dan tenggelamnya sebuah kapal perang Sekutu di Selat Bangka tahun 1942.

Mercusuar yang membantu memandu arus lalu lintas kapal di Selat Bangka

Pada monumen terpahat tulisan, “8th Australian Division, 2nd Australian Imperial Force. This memorial honours the heroism and sacrifice of member of the Australian of Army Nursing Service, who serven in the Bangka area in the Sea and World War during the years 1942-1945. Lost at sea off Bangka Island when SS Vyner Brooke was bombed and sunk by Japanese air craft on 14 February 1942. shot and killed on Raji Beach by Japanese soldiers on 16 February 1942.”

Setiap kapal yang berlayar di Selat Bangka maka pandangan ke daratan akan tertuju pada mercusuar yang ada di Pantai Tanjung Kalian. Mercusuar ini adalah saksi bisu kekejaman Perang Dunia II.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image