Politik

Malari Gerakan Mahasiswa 50 Tahun Lalu


Suasana peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. (FOTO: Ist/ Republika)
Suasana peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. (FOTO: Ist/ Republika)

Kemudian era tahun 1920-an, mahasiswa dan pemuda menurut Adi Suryadi, kembali mengukir sejarahnya dengan mendeklarasikan satu kesatuan dalam bingkai keindonesiaan, para pemuda yang tersebar dalam berbagai organisasi kedaerahan, membulatkan tekad dalam ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang meruntuhkan sekat-sekat primordial mengikat diri menjadi satu kesatuan, yaitu satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.

Tahun 1945 campur tangan para pemuda dan mahasiswa yang memiliki watak radikal mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk secepatnya memproklamirkan kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang dari tentara sekutu.

Pasca kemerdekaan peran pemuda dan mahasiswa tidak surut, golongan kelas menengah Indonesia ini, senantiasa hadir memenuhi panggilan zamannya. Pasca kemerdekaan Indonesia sejarah mencatat peran sosial politik mahasiswa yang menonjol adalah lahirnya generasi mahasiswa angkatan 1966.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Khatimi Bahri dalam “Mahasiswa Menggugat : Potret Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998” (1999) menulis bahwa gerakan mahasiswa 1966 dianggap sebagai agen perubahan sosial dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa masa itu mampu mengartikulasi secara tepat apa yang menjadi kegelisahan dan tuntutan rakyat ketika itu, melalui Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), dan gerakan ini mendapat dukungan luas masyarakat yang berujung dengan jatuhnya Orde Lama.

Tumbang Orde Lama (Orla) melahirkan Orde Baru (Orba) yang kelahirannya tidak lepas dari peran mahasiswa 1966 yang didukung oleh kalangan militer, khususnya dari Angkatan Darat (AD). Militer saat itu menjadi kekuataan yang menyokong setiap aksi demontrasi mahasiswa ketika menuntut Tritura.

Menurut Eep Saefulloh Fattah dalam “Konflik, Manipulasi dan Kebangkrutan Orde Baru : Manajemen Konflik Malari, Petisi 50 dan Tanjung Priok” (2010), konsolidasi awal pemerintahaan Orba menjadi masa bulan madu antara militer dengan mahasiswa, dalam masa tersebut tumbuh harapan besar ditengah mahasiswa bahwa penguasa baru ini akan bersikap akomodatif dan responsif dibandingkan penguasa sebelumnya (Orde Lama). Tetapi masa bulan madu itu kemudian dengan cepat berubah memasuki tahun 1970-an, terutama semenjak tahun 1971.

Berita Terkait

Image

Wiji Thukul dan Perlawanan Mahasiswa ORBA: Maka hanya satu kata: Lawan!

Image

Wiji Thukul dan Perlawanan Mahasiswa ORBA: Maka hanya satu kata: Lawan!

Image

Redenominasi Bukan Sanering (Bagian 2 - Habis)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA