Budaya

Ada Festival Musik Jazz di Palembang? World Music Jazz Festival


Penyanyi jazz senior Ermy Kulit tampil pada Festival Musi Sriwijaya Jazz tahun 2015. (FOTO: Maspril Aries)
Penyanyi jazz senior Ermy Kulit tampil pada Festival Musi Sriwijaya Jazz tahun 2015. (FOTO: Maspril Aries)

“Musi Jazz Sriwijaya” perdana sukses mendapat sambutan antusias dari masyarakat Palembang. Lalu Irene Camelyn mempersiapkan Musi Jazz Sriwijaya 2016, kali ini yang tampil kembali grup musik jazz asal New York Amerika Serikat, Soul Inscribed yang tampil bersama musisi dan penyanyi jazz Indonesia, Ermy Kulit, Harvey Malaiholo dan Harry Toledo.

Soul Inscribed adalah grup musik dengan genre musik jazz, hip hop, soul, R & B dan dub. Grup ini beranggotakan empat orang yaitu Baba Israel, Duv, Yako 440 dan Sean Nowell yang bernaung di bawah label rekaman Subphonik Music Group.

Tahun 2017 masih ada “Musi Jazz Sriwijaya” kali ini yang diundang grup musik jazz dari Belanda Rembrandt Frerichs Trio dan musisi Indonesia Dwiki Dharmawan. Rembrandt Frerichs Trio adalah grup musik jazz asal Belanda dengan formasi lengkap Rembrandt Frerich pada piano, Tato Paolo pada trompet, Tony Overwater pada bas, dan Vinsent Planjer pada drum.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Rembrandt Frerichs dikenal sebagai seorang pianis yang mengajar piano jazz di Konservatorium Tilburg. Frerichs memiliki beberapa ensembel sendiri diantaranya Rembrandt Frerichs Trio dan Levantasy. Dalam permainannya ia terpengaruh tradisi jazz Amerika.

Rembrandt Frerichs telah mengeluarkan beberapa album musi jazz di antaranya Self Portrait pada 2007, Ordem E Progesso Vol.1 dan Ordem E Progesso Vol.2 pada 2009 serta album Continental pada 2012. Untuk album Self Portrait sempat masuk nominasi Edison Award di Belanda atau setara dengan Grammy Award di Amerika Serikat. Rembrandt Frerichs juga pernah tampil di North Sea Jazz Festival.

Dari tiga kali penyelenggaraan Musi Jazz Sriwijaya tersebut berlangsung semarak. Dari sisi pariwisata menurut Irene Camelyn menggerakkan sektor pariwisata dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk menyaksikan festival jazz yang berlangsung di kota pempek tersebut. Musi Jazz Sriwijaya hanya berlangsung dalam kurun waktu tiga tahun, setelah itu mati suri, atau mati pasca bergantinya penguasa daerah.

Jazz Goes to Campus

Musi Jazz Sriwijaya boleh saja mati atau mati tersert jauh terbawa aliran arus sungai Musi. Namun musik jazz tak pernah mati dan sepi di negeri ini. Setiap tahun di daerah lainnya di luar Sumsel festival musik jazz tetap ada.

Ada lebih dari 10 festival jazz yang sampai kini masih eksis, setiap tahun masih tampil di atas pentas di ruang tertutup atau di alam terbuka tempat penyelenggaraannya. Festival musik jazz yang sangat terkenal dan salah satu atraksi musi jazz yang terbesar di dunia adalah Java Jazz Festival yang berlangsung pada bulan Maret atau Mei setiap tahunnya. Tahun 2024, Java Jazz Festival berlangsung 24–26 Mei di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

Berita Terkait

Image

Tiga dari Sumsel Ini yang Terkait dengan SEA Games

Image

Kado Hardiknas dari Muba, Sekolah Gratis di Sana Bemula Tahun 2002

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA