Budaya

Film Dokumenter Sebagai Genre Jurnalisme

Flyer Pemutaran dan Film
Flyer Pemutaran dan Film "17 Surat Cinta". (FOTO: IG @rawang.id)

KINGDOMSRIWIJAYA – Sabtu pagi pertengahan November 2024 sambil ditemani vokal Acil Bimbo menyenandungkan lagu “Angin November” melintas di layar telepon seluler (ponsel) flyer berisi informasi pemutaran film dan diskusi yang akan berlangsung Ahad (17/11), filmnya berjudul “17 Surat Cinta”.

Ternyata film ini sedang diputar perdana serentak di beberapa kota di Indonesia, seperti Lhokseumawe, Palembang, Jayapura, Merauke, dan juga Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Film ini adalah sebuah film dokumenter karya sutradara Dandhy Laksono.

Mengingat nama sang sutradara menyeret ingatan ke awal tahun 2024, ketika pada 11 Februari. Dandhy meluncurkan film berjudul “Dirty Vote” di kanal media sosial melalui platform Youtube. Tak sampai sepekan, dalam hitungan hari film dengan pelakon tiga orang pakar hukum HTN – Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari mencapai jutaan x (kali) ditonton.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun untuk film 17 Surat Cinta pola tayangnya berbeda, sejak mulai promosinya dipublikasikan 9 November 2024, film ini belum tayang di kanal Youtube. Ternyata film ini akan diputar terlebih dahulu pada program nonton bareng di sejumlah kota di Indonesia, dan akan tersedia di Youtube setelah program nonton bareng usai.

Film film 17 Surat Cinta bagi Dandhy Laksono bukan film dokumenter pertama yang pernah digarapnya. Selain Dirty Vote, Dandhy yang juga seorang jurnalis yang tahun 2008 mendapat penghargaan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), juga memproduksi film dokumenter lainnya, seperti Kiri Hijau Kanan Merah (2009), Yang Ketujuh (2014), Samin vs Semen (2015), Sexy Killers (2019), The Bajau (2020), Pulau Plastik (2021), The Endgame (2021), dan Barang Panas (2023).

Tapi kali ini bukan hendak mengulas, menulis resensi atau menjadi kritikus film terhadap film-film karya Dandhy Laksono, melainkan berbagai pengetahuan tentang apa itu film dokumenter, dan film dokumenter sebagai sebuah karya jurnalisme.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA