Budaya

Film Dokumenter Sebagai Genre Jurnalisme


Flyer Film 17 Surat Cinta. (FOTO: IG @idbaruid)
Flyer Film 17 Surat Cinta. (FOTO: IG @idbaruid)

Sebagai contoh, film berjudul Dirty Vote adalah film dokumenter yang berbeda dengan film Dirty Harry yang dibintangi Clint Eastwood merupakan film komersil diputar di layar bioskop, jika ingin menonton harus membeli tiket dahulu. Sedangkan film dokumenter kebanyakan bukan diputar dan ditonton di layar bioskop, film seperti ini lebih banyak diputar melalui ruang publik terutama di kampus-kampus, di komunitas atau di daerah terdampak dan lainnya. Satu atau dua, ada juga film dokumenter diputar di bioskop.

Film dokumenter itu jarang tayang di bioskop karena ada asumsi, kebanyakan orang/ penonton film menilai film dokumenter sebagai film yang membosankan. Stigma ini muncul karena alur cerita film dokumenter akan berbeda dengan film fiksi yang alurnya menyajikan plot dan menciptakan peristiwa.

Film dokumenter berfokus bagaimana merekam peristiwa secara otentik, dan dalam film dokumenter tidak ada tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tujuan utamanya menurut Himawan Prastita dalam “Memahami Film Edisi2” (2017), adalah mendapatkan kemudahan, kecepatan, efektivitas, fleksibelitas, serta otenitas peristiwa yang akan direkam. Hal ini merujuk pada film dokumenter yaitu penyajian fakta.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai film yang fokusnya pada penyajian fakta, film dokumenter sangat tepat mengangkat isu penting, seperti isu kecurangan pada pemilu yang disajikan pada film Dirty Vote. Jika ada yang menyatakan film dokumenter membosankan apa lagi dituding hoax, maka pada film Dirty Vote semua itu terbantahkan. Buktinya film Dirty Vote setelah 2 x 24 jam diunggah sejak 11 Februari 2023 sudah ditonton melalui Dirty Vote Official lebih dari 6,5 juta x (kali). Kemudian yang menonton melalui kanal youtube PSHK sudah ditonton 6,4 juta x (kali).

Film dokumenter merupakan fenomena yang dibungkus dengan materi visual. Film Dokumenter dapat menjadi media informasi yang mampu memberikan informasi dengan lebih aktual dan menyajikan data yang akurat.

Melalui Yoga Tri Budi Utomo dan Anthony Y.M Tumimomor dalam “Melacak Jejak Sejarah Witte Kruis Kolonie Melalui Film Dokumenter” (2023) mengingatkan kembali bahwa film dokumenter adalah jenis film non fiksi yang mampu memberikan fakta peristiwa secara aktual dan serta sikap atau opini dari pembuat film dokumenter fakta peristiwa dapat diceritakan.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA