Salju Berlalu Bunga Tulip pun Mekar di Keukenhof

Wisata  

Dalam bahasa bunga, tulip dapat melambangkan cinta, kepercayaan, ketenaran hingga kedermawanan. Di Turki ada legenda menyebutkan seorang pangeran bernama Farhad jatuh cinta pada seorang gadis bernama Shirin.

Ketika mendapat kabar sang gadis dibunuh, Pangeran Farhad bunuh diri dengan cara menunggangi kudanya melompati sebuah tebing. Dari tiap tetes darahnya yang jatuh diantara bebatuan tebing, tumbuh sebuah kuncup tulip berwarna merah darah akan mekar.

Itu cerita tentang legenda, boleh percaya boleh tidak. Namun dalam sejarah Turki mencatat. Pada awal abad ke-15 era kekuasaan Sultan Suleiman I (1494- 1566), tulip telah menjadi simbol umum tentang keanggunan dan kebangsawanan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bunga tulip tersebut memikat hati orang Eropa. Oghier Ghislain de Busbecq (1522-1592) duta besar Raja Ferdinand I untuk Istanbul kagum dengan keindahan bunga tulip. Ia berinisiatif agar istana Raja Ferdinand I juga dihiasi kebun bunga tulip.

Pada masa itu rakyat Istanbul sudah mengenal budi daya tulip yang mengawin-silang antara tulip yang berbeda-beda warna. Dari kawin silang tersebut bunga tulip semakin variatif dan indah.

Di negeri Belanda bibit bunga tulip yang dibawa duta besar Oghier Ghislain de Busbecq, juga tumbuh dan berkembang. Kemudian seorang ahli botani Belanda, Carolus Clusius (1526-1609) meneliti dan membudidayakan tulip. Tahun 1630 industri tanaman bunga tulip di Belanda semakin berkembang. Bunga tulip di Belanda bibitnya dibawa dari Turki pada era Utsmaniyah.

Masyarakat Belanda pun langsung jatuh cinta dan semua orang ingin memilikinya. Tahun 1634-1637 disebut sebagai era bernama Tulipomania, sehingga membuat harga bunga tulip melambung tinggi gila-gilaan hingga dapat ditukar dengan berbagai macam barang berharga yang bernilai tinggi.

Sejarah Turki juga mencatat pada pada paruh akhir masa pemerintahan Sultan Ahmed III (1718-1730) adalah Era Tulip (Lale Devri). Pada masa itu lahir kembali kegemaran para bangsawan Turki membudi daya bunga tulip. Saat itu pada masa bunga tulip tengah mekar atau musim bunga tulip bersemi diselenggarakan perayaan besar-besaran.

Sultan Ahmed III juga memaklumatkan hukum yang cukup unik, “Barang siapa yang kedapatan menjual bunga tulip keluar dari Istanbul, maka ia divonis penjara.” Sultan Ahmed III pun kerap dijuluki Raja Tulip.

Belanda mengakui bahwa tulip yang tumbuh asalnya dari Turkiye.

Sejarah Keukenhof sendiri bermula abad ke-15. Countess Jacoba van Beieren [Jacqueline of Bavaria] (1401-1436) mengumpulkan buah dan sayuran dari Keukenduin [bukit dapur] untuk dapur Kastil Teylingen. Kastil Keukenhof dibangun pada tahun 1641 dan perkebunan tersebut berkembang hingga mencakup area seluas lebih dari 200 hektar.

Tahun 1857 arsitek lanskap Jan David Zocher dan putranya Louis Paul Zocher, yang juga merancang Vondelpark, mendesain ulang taman kastil. Pada tahun 1949, sebuah kelompok yang terdiri dari 20 penanam dan eksportir umbi bunga terkemuka datang dengan rencana untuk menggunakan perkebunan tersebut untuk memamerkan umbi bunga musim semi, menandakan kelahiran Keukenhof sebagai taman musim semi.

Taman ini dibuka untuk umum pada tahun 1950 dan langsung sukses, dengan 236.000 pengunjung pada tahun pertama saja. Tahun 2023 akan menjadi edisi ke-74 Keukenhof. Selama 73 tahun terakhir Keukenhof berkembang menjadi objek wisata yang terkenal di dunia.

Tahun 2023 taman bunga tulip Keukenhof yang buka sejak 23 Maret – 14 Mei diperkirakan akan didatangi lebih dari satu juta orang wisatawan atau pengunjung dari seluruh dunia.

Selama waktu itu, dijadwalkan ada berbagai pertunjukan bunga diantaranya Tulip dan Hyacinth, pertunjukan Freesia dan Chrysanthemum, pertunjukan mawar, pertunjukan Bunga musim panas juga ada berbagai berbagai pameran bunga dan tumbuhan di paviliun Willem-Alexander.

Salah satu pavilin tempat pameran bunga.

Selain taman bunga, Keukenhof memiliki ruangan pameran bunga, yaitu paviliun Beatrix, paviliun Oranye Nassau, paviliun Willem-Alexander dan paviliun Juliana. Paviliun Oranye Nassau terkenal dengan pajangan bunga berwarna-warni yang berubah setiap minggu. Khusus untuk masuk menyaksikan pameran dalam paviliun ini tidak dipungut bayaran alias gratis. (maspril aries)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image